“Lupakan target, fokus bangun sistem” ~ James Clear
(Tulisan ini lanjutan dari postingan Instagram ini.)
Masih ingat di postingan sebelumnya?
Kalau dapat jobs, klien, naik gaji, menghasilkan penjualan,
…hingga dipercaya publik adalah dampak dari 7 kebiasaan impactful writer yang berpengaruh.
Mungkin kamu penasaran, “Kenapa mesti kebiasaan? Kenapa dapat itu dampak dari kebiasaan?”
Ya, seperti kata James Clear, “lupakan target, fokus bangun sistem”,
…sistem ini adalah kebiasaan yang biasa kita lakukan yang berdampak atau berujung pada hasil yang kita—kadang tanpa sadari—inginkan.
Contoh, kebiasaan jalan kaki di pagi hari membuat tubuh kita lebih segar di siang harinya,
…dibanding sekadar rebahan dan tanpa terkena sinar matahari.
Kebiasaan lain, seperti tidur larut malam, yang berdampak pada kemampuan berpikir kita.
Karena kalau kita kurang tidur, kemampuan berpikir kita menurun—persisnya kita pusing. Wkwk.
Begitu pun untuk mendapatkan jobs dan lain sebagainya.
Sebenarnya tadinya ingin ditulis dalam bentuk ebook, tapi karena tak sesuai target—1000 like.
Yaudah, kami tulis dalam bentuk yang lebih sederhana.
Karena tujuan insight hadir sebagai alternatif kamu menjalani content writer.
Jadi apa saja 7 Kebiasaan Impactful Writer yang Berpengaruh itu?
Kebiasaan Pertama, Inisiatif
Kebalikan dari pasif, inisiatif tergerak sebelum ada perintah.
Tanpa inisiatif, sulit untuk mendapatkan jobs yang kita inginkan.
Inisiatif untuk bertanggung jawab atas nasib kita
Inisiatif untuk mengenal diri sendiri
Inisiatif untuk membaca buku
Inisiatif untuk bertindak
Inisiatif untuk bertanya
Inisiatif untuk kreatif
Bisa dibilang inisiatif ini adalah kesadaran yang digerakkan dari dalam—entah keresahan atau penasaran atu bisa juga tergerak karena kebutuhan.
Ketika memutuskan di awal masuk kuliah adalah menghasilkan uang ketika kuliah, ya, ambil inisiatif untuk mencari peluang apa aja yang bisa menghasilkan uang.
Ketika menjual jasa blog premium mulai sepi, ya, inisiatif lagi mencari hal yang bisa menghasilkan uang, mulai dari jastip, affiliate, jasa web design, nulis artikel, lomba blog.
Yang mana semua itu belum punya keahlian sebelumnya, contoh web design. Dulu mana ngerti gimana bikin web dari wordpress yang ciamik.
Karena kekonyolan yang pernah kulakukan adalah bertanya ke salah satu penulis buku tentang bisnis tapi nggak dijawab, dan aku merasa sebal.
Konyol banget, ya? Kesannya kita nggak bertanggung jawab dan terlalu mengantungkan jawaban pada orang lain.
Kebiasaan ini sebenarnya membuka 6 kebiasaan lainnya yang berdampak pada proses kita mendapatkan jobs.
Nah, meski demikian, inisiatif menggerakkan kita untuk bertindak.
Namun ketika mendapati penolakan, ya, lagi-lagi perlu inisiatif untuk mengambil respon yang memberdayakan diri kita.
Seperti yang barusan kusampaikan, aku pernah bertanya “bisnis apa yang cocok buat anak SMA?”, ya, nggak dijawab itu bentuk penolakan, yang aku lakukan adalah membaca buku Studentpreneur Guidebook karya Arry Rahmawan.
Hasilnya? Aku langsung buka jasa service install ulang laptop. Dan itu cukup membuatku bisa membeli buku setiap bulan minimal satu. Hehehe. Alhamdulillah.
Sudah siap membuka 6 kebiasaan lainnya?
Markijut, mari kita lanjut…
Kebiasaan Kedua, Creative Attitude
“Jadikan kreatif sebagai sikap hidup, bukan hanya job deskripsi.” ~ Om Budiman Hakim
Pertama kali tahu tentang creative attitude ketika membaca buku Saya Pengen Jadi Copywriter di tahun 2016, di mana saat itu lagi persiapan penjurusan konsentrasi prodi ilmu komunikasi.
Karena di kampus Universitas Muhammadiyah Tangerang saat itu ada 3 konsentrasi, salah satunya advertising. Ya, aku pilih advertising, karena akan mempelajari copywriting.
Sampai hari ini Kadika menerapkan sikap kreatif dalam keseharian. Selain bermanfaat, juga akan berdampak ada sudut pandang tulisan kita.
Sebab ini juga salah satu bentuk inisiatif dalam berpikir, yakni melihat sesuatu yang tak dilihat orang lain.
Kamu tahu? Apa dampaknya menerapkan creative attitude ini?
Ya, creative attitude ini berdampak pada hasil tulisan kita, respon kita, hingga nasib kita.
Ingatlah apa yang pernah dikatakan Stephen R. Covey, penulis 7 Habits of Highly Effective People,
“Taburlah gagasan, petiklah perbuatan, taburlah perbuatan, petiklah kebiasaan, taburlah kebiasaan, petiklah karakter, taburlah karakter, petiklah nasib.”
Setelah tau dari buku Saya Pengen Jadi Copywriter dan menerapkannya dalam kehidupan hingga pekerjaan.
Aku sempat melakukan hal kreatif ini. Apa itu?
Ya, mengajukan pertanyaan ke diri sendiri—lagi-lagi sikap inisiatif ini mendorong untuk eksplorasi lebih.
“Gimana yah perusahaan bisa percaya sama aku, kalau aku bisa nulis?”
Memang nggak langsung muncul jawabannya, tapi yang terjadi adalah aku tergerak untuk ikut lomba blog, hingga aku sadar dan bahwa ini adalah jawabannya:
“Ya, kamu juara lomba blog aja. ketika kamu ditanya kamu bisa nulis atau nggak? Kamu bisa jawab, ‘ini pak tulisan saya juara 1 ketika lomba blog ini’, apa lagi kalau lomba blognya relate dengan pekerjaan yang ingin kamu apply.”
Qodarullah, ketika juara 4 lomba blog digital marketing, ditawari kerja sebagai Digital Marketing Specialist.
Meski belum ahli dalam ngiklan, tapi menguasai basicnya ternyata kunci untuk dipercaya oleh mereka. Apa lagi kalau bukan content writing dan copywriting. Ini juga alasan kenapa Certified Impactful Writer hadir.
Untuk membantu mereka berkarier di content writing, juga menyiapkan mereka siap untuk naik level, yakni digital marketer.
Ya, wajar aja, mereka merekrut yang siap dibentuk. hehehe. Karena saat itu digaji belum UMR, tapi menurutku sudah cukup besar. Ya, cuman beda 300rban. Nggak jauh beda, ‘kan?
Kebiasaan Ketiga, Penasaran alias Curiosity
Content writer atau copywriter tanpa memiliki kebiasaan ini akan sering mentok, karena nggak penasaran dengan sesuatu yang terjadi.
Ketika belum dapat jobs, apa nggak mengambil inisiatif untuk bertanya,
“Apa yang bikin saya susah dapat jobs?”
atau
“Bagaimana mendapatkan jobs sesuai keahlian dan gajinya cukup?”
Selain sikap penasaran ini membantu meluaskan wawasan kita, juga membantu kita untuk terus bergerak mencari jawaban atas pertanyaan kita.
Salah satunya, ya, pekerjaan.
Kebiasaan Keempat, High-value
Qodarullah ketika mulai menguasai skill web design—setelah content writing—aku mulai mendapatkan klien untuk dibuatkan web landing page.
Dengan kita inisiatif untuk memberi lebih, memberi value ke klien, alhamdulillah klien tersebut repeat order 7x dalam setahun. Ya, bagi mahasiswa ini udah cukup banget. Hehehe.
Dan ditambah dari pemasukan yang lain.
Seandainya nggak inisiatif untuk memberikan konsultasi via Google Meet—dulu zoom belum popular seperti sekarang. Mungkin klien ini juga sama ala kadarnya ke kita.
Kalau kita berupaya memberikan layanan lebih, memberikan respon yang membuat klien senang. Tentu ini jadi tabungan perasaan di klien, yang bikin ia nyaman dan ketagihan menggunakan jasa kita.
Misalnya yang dikeluarin 1 juta, tapi effort service yang kita berikan 2 juta, ya, gimana merasa nggak untung, ‘kan?
Kalau kata Arvan Pradiansyah dalam I Love Monday, “Jangan mencari uang, tapi carilah pekerjaan.” Karena dengan bekerja otomatis akan mendapatkan bayaran—uang.
Wah, sudah jauh juga ini…
Masih kuat? Hehehe…
Lanjut, ya…
Kebiasaan Kelima, Ramah
Kata Dr. David Hawkins dalam The Hidden Secrets, “Hanya ada satu pelanggan di dunia ini, dan satu pelanggan itu suka dengan satu sikap ini, yaitu ramah.”
Maksudnya satu pelanggan ini, adalah satu karakter atau sikap yang paling disukai oleh mereka, yang bikin mereka mau bertransaksi dengan kita.
Sikap ramah akan mem-bypass keraguan bahkan ketidakramahan calon pembeli. Karena Dale Carnegie juga mengatakan “jangan menyalahkan orang lain meski orang lain itu salah.”
Dalam konteks offline, tersenyum lebih dahulu atau menyapa seseorang adalah bentuk inisiatif kita bersikap ramah.
Menawarkan bantuan kepada seseorang lebih dulu, juga bagian dari sikap ramah.
Karena ramah yang bikin orang betah.
Bukankah begitu?
Kebiasaan Keenam, Fleksibel
Fokus ke tujuan, fleksibel dengan cara, begitu kata penulis Easy Copywriting, Dewa Eka Prayoga.
Ketika nggak dapat kerjaan di tempat A, yaudah cari lagi. Begitu juga dengan cara B nggak work, ya cari lagi. Terus berinisiatif mencari cara alternatifnya.
Mungkin kamu pernah mendengar kata-kata ini dan kata-kata ini langsung kamu dengar dengan telinga kepala kamu sendiri.
“nanti kami akan hubungi 2 minggu lagi, ya”
Ya, ini adalah penolakan secara halus dari HR, yang mana tau 2 minggu itu menunggu kandidat terbaik dari kita.
Kalau nggak ada sama sekali—mungkin—kita akan dipanggil, tapi jarang banget sih. wkwkwk.
Saat mendengar itu, ketika GAP Year nungguin waktu masuk kuliah, akhirnya memilih jadi marketing aja yang keliling di Jabodetabek, yang penting menghasilkan. Hihi…
Begitu juga postngan ini, awalnya jadi ebook, tapi terlalu lama untuk diprosesnya,
mending dibikin jadiin blogpost aja, karena kami percaya pengetahuan ini dibutuhkan oleh mereka yang ingin berkarier di content writing dan copywriting.
Seperti yang dikatakan di awal, tujuan dari insight ini adalah biar followers Impactful Writing makin punya alternatif buat bangun karier, yang sesuai misi kami: helping you to bulid career as a content writer.
Kebiasaan Ketujuh, Terus Belajar
“learning never stopping, because teaching never ending” lagi lagi kata om Bud yang aku baru pahami akhir-akhir ini.
Jangan berhenti belajar, karena kita pengajaran atau ngajarin itu nggak berhenti-berhenti.
Karena kalau kita belajar doang, tanpa mengajarkan, minimal menceritakan apa yang sudah dilakukan. Ya, pembelajaran kita kurang bertumbuh dan berdampak.
Ketika ditolak di tempat A, maka penting untuk evaluasi, apakah lanjut di bidang tersebut? atau perlu menambah skill untuk mendukung itu?
Ketika inisiatif bertanya ke diri sendiri, apa yang perlu dipelajari lagi?
Nah ini yang akan mendorong kita untuk menjadi lebih bernilai—punya value yang bisa ditukar dengan uang.
Semoga ini bermanfaat.
Oh, ya, buat kamu yang ingin start career as a content writer dan jadi profesional, Kadika merekomendasikan program Certified Impactful Writer.
Mudah-mudahan jadi jalan untuk mengawali karier kamu yang menakjubkan. Aamiin.
Pembaca setia hadir
Hahaha… Thank you mas Rizky…