Awalnya aku ingin memiliki blog yang dikunjungi oleh banyak orang di seluruh penjuru dunia.
Lalu, berubah menjadi ingin menulis buku dan berharap ada penerbit yang melirik blogku saat itu.
Namun, karena aku memutuskan untuk menghasilkan uang di internet ketika aku mulai aktif kuliah.
Niatku di awal menulis blog ini, sekadar sharing apa yang kualami, kurasakan, kuinginkan. Dan sambil belajar menulis, aku menjual karyaku di blog ini.
Dan, keinginan itu tercapai saat aku tau kalau lewat blog ini, aku bisa menghasilkan uang meski sedang tertidur.
Aku bahagia, aku senang, karena ternyata impianku yang kuinginkan sejak 2015, terjadi persis seperti yang aku inginkan.
Niatku sederhana, aku menulis, maka aku ada. Terkadang yang masih seringkali menghambatku adalah ketidaksiapan diriku untuk mengekspos kejadian yang ingin orang lain tau.
Aku mematok standar yang agak tinggi, yakni bermanfaat dan berdampak. Meski jadinya blogku nggak seramai dulu ketika aku memulai menulis blog pada tahun 2013-2014.
Kini, aku ingin menulis catatan sederhana lagi, tak penting itu berbobot atau nggak, yang penting aku menulis untuk aku bisa baca lagi.
Jika memang bermanfaat, ya, alhamdulillah, kalau pun belum, ya nggak apa-apa, mungkin jadi pengingat diriku di masa depan.
Aku pernah mendapati satu tulisan yang isinya mengingatku dengan keadaan sekarang. “wah, betapa visionernya aku kala itu”, gumamku.
Kesibukan sehari-hari, selain membaca buku, aku menulis di impactfulwriting.com, tempat aku bekerja dan berkarya untuk membantu mereka menjadi penulis.
Aku ingin sekali menularkan perasaan ini, ya, perasaan aku yang awalnya nggak suka baca dan nulis, tapi Allah izinkan aku bisa bekerja di tiga perusahaan.
Bukan hanya itu, aku ingin sekali mereka menjadi lebih layak dengan apa yang mereka miliki saat ini. Karena menulis itu kalau nggak ada perasaan layak atau percaya diri, sulit untuk berbagi.
Wong, dirinya sendiri nggak punya sesuatu yang layak dibagi.
Dan, aku sudah menulis tentang bagaimana agar penulis percaya diri, di The Worthy Writer: Inilah yang Mahal dari Seorang Penulis.
Kamu bisa membacanya gratis, karena sudah disubsidi oleh impactfulwriting.com.
Hasil pengamatanku, ketika mencipta karya. Butuh 10 tulisan untuk menghasilkan 1 tulisan yang berkualitas dan diterima oleh pembaca.
Artinya nggak ada yang instan, sekali tulis langsung laris. Karena semua butuh proses. Baik dari segi pencarian ide yang relevan dengan pembaca, juga penulisannya yang perlu asyik dibaca oleh pembaca.
Gagasan atau ide yang relevan aja nggak cukup, perlu penulisan yang santuy, nyaman, dan enak dibaca.
Nah, gitu aja dulu. 🙂
Salam,
Dwi Andika Pratama
NB: Tulisan ini dipublish tanpa melalui editing. Sekali tulis, rilis.
Photo by Photo by Domenico Loia on Unsplash