Awal Tahun yang Berkesan
Apa yang Anda lakukan kemarin (31 Desember 2016)? Mungkin sebagian dari Anda bersiap siap untuk berlibur ke tempat wisata atau ke luar kota untuk menikmati pemandangan kembang api di awal tahun. Atau Anda hanya di rumah saja bersama keluarga.
Saya orang yang memilih di rumah, karena memang hari itu Saya hendak membantu sahabat untuk proses pemberkasan PKL. Namun, ijinkan Saya bercerita tentang hari itu dari pagi hingga malam. Karena Saya merasa malam tahun baru kali ini begitu terkesan, hingga Saya terpacu untuk nggak mengulanginya kembali. “hmm, gimana tuh maksudnya?” hehe, mari kita lanjut.
Kelupaan yang mengubah takdir
Hari sabtu, dimana Saya ingin ikut workshop bersama pak Laksita di depok. Sekaligus meetup bersama sahabat yang sudah lama kami rencanakan, namun pada malam harinya (malam sabtu) Saya membatalkannya, karena Saya ingin membelikan obat herbal untuk Ayah Saya, karena saat itu obat herbalnya sudah habis. Bukan berarti kertergantungan kepada obat, namun obat herbal ini memang memberikan efek yang luar biasa. Yang jelas bukan obat kimia ya.
Baik, setelah Saya putuskan untuk nggak hadir dalam acara workshop di Depok. Maka dari itu Saya memutuskan pagi harinya untuk berangkat ke Pasar Lama, Kota Tangerang. Saya mendapatkan info tersebut ketika (hari kamis) hendak pulang kuliah Saya sempatkan untuk makan siang di dekat stasiun, dengan tujuan tak lain dan tak bukan, supaya Saya bisa tahu di mana letak toko obat cina yang lengkap. Ketika diberi tahu, Saya tahu karena Saya pernah lewat itu.
Awalnya, Saya memutuskan untuk pergi melalui jalur KRL dan turun di stasiun Tangerang, karenan memang lokasinya sangat dekat dengan stasiun Tangerang. Namun, hati Saya berkata “gak usahlah naek kereta, udah naik angkot aja”, Akhirnya Saya memutuskan untuk naik angkot, tak lama berselang Saya mendapatkan kesadaran seperti ini “berarti jangan naik angkot karena ingin sampai tempat tujuan, tapi niatkanlah untuk bisa MEMAKMURKAN, jadi penyambung rezekinya”. Seketika Saya merasa ada kedamaian dalam hati ketika berpikir seperti itu. Karena ongkosnya lumayan, yakni Rp. 10.000. Saya akhirnya memutuskan untuk naik angkot dari stasiun Serpong.
Namun dalam perjalan Saya dari stasiun Parungpanjang ke stasiun Serpong. Saya terbayang tugas KMO (Kelas Menulis Online) yang belum Saya kirim via email. Padahal Saya sudah mewanti wanti sebelum berangkat harus kirim terlebih dahulu. Namun karena kelupaan. Ya akhirnya Saya mengurungkan niat untuk pulang sore setelah membeli obat tersebut. Karena batas waktu pengiriman itu hanya sampai jam 17:00. Karena Saya sudah komitmen untuk bisa mengikuti sampai akhir. Ya, Saya putuskan untuk pulang lebih awal.
Singkat cerita, akhirnya Saya mendapatkan apa yang Saya hendak beli. Diluar ekspetasi, karena Saya mendapatkan harga setengah dari yang diperkirakan. Akhirnya Saya mendapatkan tiga buah dari budget yang diberikan.
Karena saat itu masih pagi, Saya memutuskan untuk pergi ke toko buku yang ada di WTC Serpong, yakni Metro Book Store. Saya pikir, sudah lama juga nggak ke tempat itu. Karena memang di sana banyak buku buku langka dan murah. Hehe.
Sampailah Saya di Metro book store, Saya langsung menitipkan tas Saya. Karena kasir yang sedang bertugas adalah teman kampus. Ya senggaknya Saya basa basi menanyakan soal UAS. Hehe. Ya, bisa dibilang kangen sudah lama nggak melihat senyumnya. Hehe. Oke, abaikan soal ini.
Benar saja, akhirnya Saya mendapatkan buku Prof. Rhenald Kasali dengan judul Cracking Value, padahal harga aslinya bisa mendapatkan 140rb-an. Namun Saya mendapatkan dengan harga Rp. 10.000. Memang kondisinya nggak sebagus buku baru, namun kondisi masih sangat bagus dan baik kok. Hehe.
Saya rencananya ingin membeli buku note. Karena memang di sini cukup terjangkau, dibanding di toko buku yang lainnya. Karena Saya nggak ingin berlama lama di WTC, Saya segera mencari buku lagi. Akhirnya Saya mendapatkan buku “Tips Sukses Meresensi Buku di Koran”. Awalnya nggak tertarik. Setelah Saya baca. Akhirnya Saya putuskan untuk membelinya.
Sumber Pribadi. |
Sesampainya Saya di rumah pukul 13:00. Masih siang memang, namun karena Saya nggak memiliki list untuk berkunjung lagi, ya Saya memilih untuk pulang saja.
Ketika kami (Saya, mamah, bapa, dan kaka) berkumpul di rumah. Sedang mengobrol, Saya tiba tiba mendapatkan e-mail “Konfirmasi Pembayaran”. “wah, siapa ini yang transfer?”. Ternyata seseorang yang membeli kursus Saya. Yang dia ordernya di hari jumat. Alhamdulillah. Saya senang sekali. Tahun baru malah dapat transferan.
Singkat cerita, pada malam harinya ada sahabat Saya datang untuk meminta mengupload berkas untuk keperluan PKL.
Alhamdulillah, malam hari itu juga Saya mendapatkan jobs untuk membuat blog. Karena saat itu sedang ada promo di idwebhost.com. dan tanggal 31 Desember 2016 itu terakhir. Walaupun sebelumnya Saya berhenti dari pekerjaan membuat blog dan web, tapi semakin Saya memutuskan untuk berhenti. Orderan malah nggak berhenti henti. Akhirnya Saya mendiskusikan kepada beberapa mentor. “yaudah, berarti itu jalan rezekimu, ambil aja. Jangan ditolak”.
Singkat cerita, Saya MENUNDA untuk mengorder domain dot com di idwebhost. Padahal Saya bisa order terlebih dahulu, lalu bayar. Sayang Saya nggak order dulu, karena berpikir masih tanggal 31 Des 2016. Karena ada sahabat Saya yang mampir ke rumah. Saya keasyikan untuk berbincang bincang. Pada pukul 22:30 Saya mengecak WA. Ternyata client sudah menstransfer. “Waduh, kira kira masih ada nggak ya diskonnya” dan ternyata, diskonnya lenyap. “ya padahal lumayan tuh buat nambahin beli kouta, lain kali jangan menunda lagi”. Pada intinya Saya sekarang kalau menunda ingat kejadian ini. Agar terpacu untuk nggak menunda. Dan akhirnya Saya memiliki keyakinan yang baru bahwa “Menunda hal yang semestinya tak perlu ditunda, itu menyakitkan!”
Mudah mudahan tahun 2017 ini menjadi tahun yang bisa membuat Anda lebih bermanfaat bagi sesama. aamiin.[]