Selamat Pagi kawan J
Siap untuk menikmati weekend hari ini? Oh tentunya dong ya. Kalau saya sudah sangat siap untuk menikmati karena ada buku baru yang harus dibaca sampai habis, hehe.
Kalian suka chatting lewat BBM (Blackberry Messenger)? Heum, pastinya dong. Apalagi kalau sama si doi. Pasti HP itu bisa tiga kali sehari dicharge, hehe. Memang ada rasa senang saat chatting dengan seseorang yang kita harapkan, apa lagi chattingnya sambil bercanda pake emot emot gitu. Makin asyik deh. Haha
Tapi pernah ya? Tiba tiba bbman dibales singkat. Duh, enggak enak banget dibales gitu. Ibarat kalau lagi cerita dengan antusias, tiba tiba responnya Cuma “oh” “iya”. Duh, nyesek deh kalau enggak biasa digituin, haha. Mau marah, mau mencaci pun kepada siapa? Yang ada nyimpen bara api doang dalam diri. Hmm L
Nah, tapi bukan itu yang akan saya bahas di sini. Tapi efek dari yang suka dicuekin, enggak diread(padahal dia buat pm), diread doang, ada yang lebih mainstream apa lagi kalau bukan di Delcon (delete contact) haha. Nyesek ya? 😀
Oke, teman. Jadi begini otak kita itu punya sistem yang canggih lho. Mau tau? Nih setiap informasi akan melalui saringan ini yang namanya Distorsi, Generalisasi, dan Delesi. Nah apa kaitannya dengan BBMan? Oh tentu ada. Tentu ini bagian dari pengalaman saya *curhat*.
Siapa sih yang enggak temanan yang belum pernah ketemuan atau temen deket gitu? Pasti ada tuh di bbmnya. Nah pernah cuma diread doang atau enggak diread (padahal dia gonta ganti DP dan PM)? Pastinya pernah dong.
Nih, saya akan kaitkan sistem itu dengan penderitaan kalian, haha. Jadi gini ketika kita belum tau karakter temen bbm kita. Terkadang kita langsung mendistorsi (memutuskan sebelum memutuskan) bahwa teman kita itu cuek, dingin, angkuh, enggak empati, dsb. Padahal kenyataannya enggak gitu. Karena dalam pikiran kalian yang balasnya singkat itu seperti itu(cuek, dingin, angkuh, enggak empati).
Nah setelah didistorsi, akhirnya digeneralisasi. Ah “sekarang mah dia cuek, dingin, udah punya teman baru kali ya?”. Nah setelah itu akhirnya kita mendelesi (menghapus) bagian kebaikan beliau. Padahal beliau baik sama kita, tapi kita malah melabel seperti itu.
Padahal beliau melakukan itu karena mungkin sedang sibuk atau emang lagi ada pekerjaan yang lumayan. Mungkin beliau dari pada diread doang mending dibales singkat atau daripada diread doang mendingan nanti dibalasnya. Kalau kita diposisi dia pun pasti kepengen dimengerti.
Nah, jadi temen temen. Bahayanya adalah kita melabel (memberikan nama baru) terhadap teman kita. Akhirnya ketika ketemu jadi cangguh. Karena efek tadi kita memberi label baru terhadap teman kita. Ini berdasarkan pengalaman saya. Jadi semoga bisa diambil hikmahnya agar diskomunikasi lebih enggak banyak terjadi ya![]
Jadi kesimpulannya adalah kita biasa aja kalau digituin. agar enggak terjadi diskomunikasi dan pelabelan. 😀
Semangaaaat pagi 😀
Salam NLP