Belajar Mencintai

B

Selama aku kuliah tak banyak waktu yang ku habiskan untuk pacaran. Terakhir pacaran tahun 2015 itu pun cuman 1 bulan 14 hari deh kayaknya haha. Setelah itu gak. Bukan apa apa, cukup ambil pelajarannya, kenangannya di simpen aja.

Dua tahun menjomblo gitu kalau kata Anak Zaman Now.

Namun entah kenapa selama dua tahun itu aku ada rasa nyamannya, ada rasanya sepinya. Sebenernya yang paling dibutuhkan pria single. Yaitu bisa nemenin ketika melakukan aktivitas yang mestinya ditemenin. “ah ribet banget nih kadika” wkwk.

Ya gitu ada hal dimana kepengen dilakuin berdua. Haha. Wajar banget kok. Manusia biasa. Tapi kalau terlalu ngarep gitu. Terus gak terpenuhi, ya kecewa sendiri.

 

Menemukan

Sebenernya tahun 2017 deh kayaknya aku mengenal seorang wanita yang cukup pas dengan kriteria aku. Bohong nih kalau suka sama wanita tanpa alasan. Ini asumsiku. Bisa jadi kamu gak setuju, bisa jadi setuju. Bebas.

Setelah ku tau dia punya pasangan, ya udahh mundur dah. Emang gitu alamiah pria kalau mau deketin wanita terus mundur ketika tau udah punya pasangan.

Bulan maret tahun ini aku coba beranikan diri untuk mengatakan kalau aku suka sama dia. Huft sungguh mendebarkan. Deg degan gitu. Mungkin udah lama gak merasakan itu. Haha.

Sebenernya ada sih yang suka sama aku. Tapi hati itu gak bisa boong. Tetep aja belum percaya. Ada alasannya tapi ini cukup privacy banget. Hehe.

Awalnya mau lupain gitu aja, tapi setelah baca buku The One Thing yang aku beli 5 maret 2018. Pesan dari buku itu “jangan sampe menyesal di akhir”. Wah aku kepikiran tuh buat menyatakan rasa kepada seorang yang ku suka.

Yaudah akhirnya aku putuskan untuk menulis surat layaknya pujangga yang ingin mengajak permainsurinya berkencan. Anjay!

“eh kok surat kadika?”

Yes, aku ingin memberikan sesuatu yang berbeda aja. Lagian kita jarang banget ketemu, jangan banget berinteraksi. Mau ketemuan juga gak mudah, kita sama sama punya kesibukan. Yaudah aku berinisiatif untuk menulis surat itu.

Aku sih udah nerima konsekuensinya walau itu bersifat privacy dan PASTI (walau gak pasti juga) rekan terdekatnya tahu.

Dan salah satu kekhawatiran ku adalah saat aku suka kepada seseorang aku tak ingin banyak orang yang tahu. Gak temennya tau gitu. Tapi kan itu di luar kendali iya kan?

Sampai pada akhirnya surat itu ia baca, tapi belum bisa memberikan jawaban. Masih bingung katanya.

Lagian aku juga maklumin sih. Dia abis putus 3 bulan yang lalu. Dan aku pun awalnya hanya menyatakan perasaan aja. Terlepas dia jawabannya gimana itu urusan dia.

Tapi….

Ternyata gak gitu. Aku ada harapan untuk menjalin hubungan bersama dia. Hmm. Bukan apa apa. Lebih dari sekedar menjalin hubungan memadu kasih. Ahay! Tapi sembari aku belajar dan bertumbuh dalam menjalin hubungan.

 

Sadari

Kalau sebelumnya aku katakan belum dapet jawaban, tapi karena tulisan ini sempet ditunda. Akhirnya aku dapetin jawaban. Apa pun alasan dia untuk gak menjalin hubungan sama aku. Dia gak MENYAYANGI aku.

Tepatnya satu minggu yang lalu aku dapatkan jawaban itu. Sambil menghela nafas aku terima kenyataan ini. Dan aku juga cukup ngertiin gimana kondisinya. Tapi lagi lagi ku katakan apa pun alasannya, dia gak sayang aku.

Ya, manusia biasa saat aku merasa “kok dia gak mau sama aku”, “emang aku kenapa”. Hmm aku jadi inget sama nasihatnya Om Mario “sulit rasanya kalau kita memprioritaskan orang yang kita cintai, kalau dia sendiri tak memprioritaskan kita”. “kalau dia emang mencintai mu, dia takkan membuat mu menunggu”.

Ada banyak suara suara yang mendukung kalau dia emang gak sayang sama aku. Tapi aku nerima, toh awalnya cuman bilang suka sama dia. Ngapa jadi banyak ngarep. Hehe.

 

Ada Pembelajaran

Setiap hal yang menyakitkan dari yang manusia alami pasti selalu ada pembelajaran. Ya, emang begitu normalnya. Ditolak, ada rasa gak nyaman dalam diri. Tapi itu gak lama. Sehari itu aja. Haha.

Karena kembali lagi ke harapan yang dibangun. Kita ini gak kecewa ke siapapun, tapi ke harapan yang kita bangun.

Dari segi komunikasi interpersonal ada hal ku ambil pembelajarannya. Apa lagi intrapersonal. Terus terang, mengetahui jawaban kamu gak menyanyangi ku. Itu ringan. Karena jauh lebih tak mudah dalam menjalaninya.

Jadi yaudah…

Btw, aku juga bersyukur dengan menyatakan kepada dia. Aku jadi deket sama temennya. Deket dalam arti ya kita ada interaksi. Mungkin mereka juga yang suka ngomporin buat jadian. Haha.

Alamiahnya pria itu akan terus mencari. Bila aku tak diizinkan untuk singgah. Aku terus berjalan dan mencari tempat singgah yang jauh lebih nyaman.

Kalau gaya anak advert nih. Aku buat taglinenya aahhh…

Hari ini sayang, belum tentu besok.

Misiku selesai saat kemampuanmu bertumbuh -> bisa Public Speaking. Kataku juga udah fokus aja ke gimana jadi PR Professional!

 

“Cinta itu tentang perhatian. Bagaimana mungkin kamu yang cerdas, bisa mencintai orang yang mengabaikanmu?” – Om Mario[]

 

About the author

Dwi Andika Pratama

Founder ImpactfulWriting.com | Professional Impactful Writer | Mentor at CertifiedImpactfulWriter.com

Add comment

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Penulis Blog Ini

Dwi Andika Pratama sapaan akrabnya Kadika. blogger sejak 2012. Menjuarai lebih dari 10x Kompetisi Blog. Penikmat Buku Pengembangan Diri dan Marketing. selengkapnya…

Paling Dicari

Kategori

Part of BloggerHub.id

I’M Certified Impactful Writer

I'M Certified Impactful Writer Certified Impactful Writer

Eksplorasi konten lain dari Dwi Andika Pratama

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca