Produktif ≠ Sibuk
“Sibuk saja tidak cukup (semut juga sibuk). Kita harusnya bertanya, ‘Sibuk apakah kita?’” Henry David Thoreau
Mempelajari tentang produktivitas bukanlah hal baru, hanya saja cara pendekatannya yang berubah. Derasnya arus informasi tak bisa kita bendung.
Namun perkembangan teknologi itu layaknya pedang yang siap menghunus siapa pun bila tak digunakan dengan baik.
Bila kita gunakan teknologi untuk mempermudahkan pekerjaan, membuat skala prioritas menggunakan Productivity Apps, itu jauh lebih baik. Ketimbang terlalu banyak menghabiskan untuk bertamasya di sosial media.
Ternyata, eh ternyata…
Produktif dengan Sibuk dua hal yang berbeda lho. Kalau produktif itu menghasilkan yang bisa dinikmati oleh diri sendiri mau pun orang lain. Kalau sibuk itu lelah tanpa arah dan tak menghasilkan apapun, ngenes banget ya?
Jadi jangan mau ditanya “lagi sibuk apa sekarang?”, kalau sudah terlanjur ditanya begitu. Jawabnya “lagi fokus nulis buku nih”. Karena bakal beda rasanya kalau ngejawab “lagi sibuk nulis buku nih”. Hehe.
Produktif itu lelah dengan makna dan hasil. Sibuk itu lelah tanpa arah dan hasil.
Mitos Rutinitas yang Membosankan
Ada frasa yang mengatakan “Bekerja itu jangan monoton, ubah rutinitas Anda!”. Awalnya Saya mengamini kalau rutinitas adalah penyebab orang merasa bosan saat bekerja. Faktanya itu KELIRU.
Faktanya Gretchen Rubin dalam Buku Manage Your Day-To-Day “Rutinitas itu mempermudah kita dalam mengawali suatu pekerjaan. Rutinitas itu menjaga Ide kita tetap segar. Dan Rutinitas melahirkan Produktivitas.”
Karena rutinitas membuat muscle memory(memori yang tersimpan dalam setiap tubuh kita) kita terlatih(Sumber: Prof. Rhenald Kasali).
Kita terbiasa mengerjakan pekerjaan berat, mengerjakan lebih banyak dari sebelumnya, bahkan mendapatkan ide kreatif karena kita paham betul dengan pekerjaan kita.
Timbullah pertanyaan “kenapa pekerjaan yang kita anggap mudah, ternyata ketika dilakukan tidak mudah. Bahkan ada orang yang mengerjakan lebih mudah dan banyak?”
Jawabannya adalah mereka memiliki rutinitas yang mendukung pekerjaannya sehari hari dan memiliki muscle memory yang sudah terlatih dengan pekerjaannya.
Multitasking is Bullshit
Derasnya informasi, riuhnya notifikasi, terkadang membuat kita sulit untuk mengendalikan diri tidak mengecek notifikasi. Akibatnya kita mudah merasa lelah padahal pekerjaan masih banyak. Pernah merasakan begitu?
Ya, itu adalah efek dari multitasking. Adalah sebuah aktivitas yang dilakukan dua hal sekaligus secara bergantian dalam satu waktu.
Misal Anda sedang menulis laporan, lalu ada WhatsApp. Anda langsung mengecek bahkan membalasnya. Padahal bukan soal hal kecilnya, tapi mempertahankan Anda untuk fokus dalam mengerjakan laporan tersebut yang tidak mudah.
Karena Anda akan kehilangan energi dan waktu yang cukup besar ketika mengerjakan laporan tersebut.
Menurut riset multitasking mampu menurunkan kinerja hingga 28%. Lalu ada lagi riset yang menyatakan kalau multitasking itu membunuh kreativitas dan kualitas berpikir kita.
Kalau ada iklan gadget yang memberikan value bisa multitasking, jangan terlalu percaya karena multitasking tak selalu (bahkan) memberikan dampak yang baik pada pekerjaan atau karya.
Ingatlah selalu apa yang dikatakan oleh Lao Tzu (pembawa ajaran Taoisme) “alam tidak terburu buru namun semuanya tercapai”. Sungguh lebih rugi kita menggunakan waktu untuk multitasking ketimbang fokus kepada satu pekerjaan dan itu sampa selesai.
Di Balik Kata “Tidak”
Mark Manson menyampaikan kalau kita ini takut berkata “TIDAK” karena setelahnya. “maksudnya?”. Iya, kita terlalu takut berkata “tidak” atau menolak permintaan teman, takut akan dimusuhi, tidak mau berteman lagi, atau meninggalkan kita. Padahal itu hanya ketakutan kita saja.
Faktanya dengan berkata “tidak” terhadap apa yang mengganggu rutinitas Anda malah berdampak baik. Anda bisa lebih fokus menyelesaikan deadline yang sudah ditetapkan. Bahkan bisa mengerjakan lebih cepat dari awal.
Ada korelasi apa yang disampaikan oleh Gery Keller dalam The One Thing. Salah satu penyakit kita adalah sulit berkata “TIDAK”. Akhirnya malah kita sendiri yang rugi karena ada pekerjaan yang terbengkalai dan bahkan kehilangan fokus saat mengerjakannya kembali.
So, beranikan diri untuk berkata “tidak” itu sebuah pencapaian pribadi yang baik kok.
Satu Hal, Satu Waktu
“Bila Anda mengejar dua kelinci, maka Anda tidak akan mendapatkan seekor pun” Peribahasa Rusia.
Para pemimpin kelas dunia pun melakukan demikian. Yakni melakukan satu hal satu waktu. Karena mereka sadar kalau multitasking mampu membunuh produktivitas bahkan kreativitas.
Alangkah baiknya membuat satu prioritas saja namun diselesaikan sampai tuntas, daripada merencanakan banyak hal namun tak banyak yang diekseksui. Ya, jadi ribet sendiri. Hehe.
Kita bisa tiru, mendiang Steve Jobs yang amat sangat menghindari aktivitas multitasking. Karena ia sendiri percaya kalau mengerjakan satu pekerjaan dalam satu waktu memberikan produktivitas.
Terlihat dari ia yang fokus mengembangkan sedikit produk apple saja. Hasilnya? Sekarang apple menguasai market di segmentasi tertentu.
Fokus adalah Kunci Produktif
Produktif itu menghasilkan sebanyak banyaknya dengan waktu terbatas yang kita miliki. Mendiang Steve Jobs dalam pidatonya “kami berfokus dan berupaya menyederhakan”. Betapa banyak waktu kita habis hanya karena hal remeh temeh.
Penting sekali kita untuk menyederhanakan dan menjadikannya fokus dalam bertindak. Agar hasil yang telah diupayakn jauh lebih maksimal.
Prioritas adalah Langkah Nyata
Kebingungan adalah penguras energi yang sia sia. Bingung menentukan pekerjaan mana yang lebih dulu dikerjakan.
Penting sekali menetapkan sebuah prioritas di awal hari. Karena dengan menyusun prioritas akan jauh lebih produktif. Mengerjakan prioritas jauh lebih baik dibanding mengerjakan hal remeh temeh.
Ada sebuah cerita antara Professor dengan Mahasiswanya. Saat itu professor membawa ember pasir, batu kecil, dan batu besar ke dalam kelas.
“ayo coba siapa yang bisa memasukan semua elemen ini dalam satu ember”
“saya prof!” di depan professor ada seoarang mahasiswa yang berani mencobanya
Dengan sigap mahasiswa ini memasukan pasir terlebih dahulu, lalu batu kecil, dan barulah dimasukannya batu besar. Mahasiswa ini keheranan mengapa bisa tidak muat. Alhasil bertanya kepada professor.
“kenapa semua ini terjadi Prof?”
“Sederhana saja. Ayo coba sekarang pisahkan kembali” tegasnya
Mahasiswa tersebut langsung mengeluarkan semua elemen yang ada di dalam ember tersebut.
“kenapa ini bisa terjadi…” sambung Professor. Karena kita terlalu memprioritaskan hal temeh temeh dalam kehidupan kita. Maka dari itu terkadang waktu 24 Jam tidak pernah cukup bila digunakan untuk semua hal.
“Kamu hanya lupa mengurutkan. Semestinya yang batu besar dulu, batu kecil, lalu pasir” Jelasa Professor sambil memasukan semua elemen dalam satu ember.
“Loh kok bisa masuk semua, Prof?” tanya mahasiswa tadi dengan penuh keheranan.
Professor dengan senyum menjelaskan
“batu besar ini ibarat prioritas kita dalam hidup. Maka dari itu kita mesti mendahulukan untuk dikerjakan. Lalu baru batu kecil, ini ibarat hal penting tapi tak mendesak. Ada pun pasir, hal tidak penting dan tidak mendesak. Hanya sebagai pelengkap saja”
Lanjut professor “pasir itu ibarat menggunakan sosial media, chatting, dan browsing yang tak kenal waktu”.
Jadi, sekarang kalian sudah paham ya? Mengapa menyusun prioritas sangatlah penting
#BeMoreProductive: Bekerja ala Zaman Now (Co-Working Space)
“tempat nyaman, membuat kita jauh lebih FOKUS” Brian Tracy (Eat That Frog)
Bekerja di Coworking Space itu nyaman dan penuh inspirasi. Mungkin Anda masih asing mendengar kata Coworking Space.
Belakangan ini banyak startup yang berdiri namun lebih memilih bekerja di Coworking Space ketimbang di kantor. Karena berorientasi pada hasil. Maka para penggiat startup lebih memilih Co-Working Space untuk bekerja.
Lalu, apa Coworking Space itu? Secara pengertian sederhana yakni tempat kerja yang boleh digunakan oleh para Independent Worker, misal Penggiat StartUP, Penulis, Blogger, Digital Marketer.
Siapa pun yang bekerjanya on mobile alias hanya membutuhkan laptop dan koneksi internet sudah bisa bekerja.
Kebayang ya nyamannya gimana kalau kerja di Coworking Space? Ya namanya juga Co-Working Space. Tempat bekerja yang berkolaborasi dengan professional lainnya.
XWork = Produktivitas
Anda sudah mengetahui betapa pentingnya meyusun prioritas, sekarang bagaimana mengeksekusi dari prioritas yang Anda sudah buat.
Dan Anda mulai berpikir nikmatnya bekerja di co-working space. Dan mencari coworking space yang murah dan nyaman tentunya.
Ya, Anda bisa menggunakan layanan XWork.co layanan Coworking Space murah dengan lebih dari 1200++ Space terbesar di seluruh Indonesia. Jadi Anda kemana pun bisa menggunakan coworking space melalui XWork.co.
XWORK adalah startup penyewaan ruang meeting, ruang kantor, co-working space, event space, dan virtual office yang ada di Indonesia.
Jadi hanya dengan sewa Ruang Meeting, Co-Working Space atau Ruang Kantor. Anda bisa melampaui produktivitas Anda dan tim.
Kenapa XWork.co?
Selain murah dan sudah tercakup seluruh Indonesia. Bebas deh mau kerja dimana juga. Wong XWork, Everywhere. Setidaknya ada 4 alasan kenapa XWork layak Anda jadikan pilihan utama:
- Transaksi Aman
Ketika bertransaksi di xwork.co, tak perlu khawatir karena sudah menggunakan SSL.
- Real Time Booking
Kapan pun Anda butuhkan coworking space. XWork sedia 24Jam selama 7 Hari. WOW!
- Jaminan Kecocokan Harga
Dijamin kalau kerja di XWock tidak membuat Anda bangkrut kok. Hehe.
- 1200++ Ruang di Seluruh Indonesia
Sudah ku bilang, ada tempatnya tersedia dimana saja. Tak perlu khawatir lagi ya kerja dimana. Kan ada XWork.co.
“wah keren banget ini XWork. Terus fiturnya apa aja?”
Tenang XWork tetap akan jadi terdepan memberikan pelayanan dalam peningkatan produktivitas Anda dan Tim.
- Membantu ada dalam melakukan meeting atau mengadakn sebuah acara.
- Menjadi pihak ketiga Anda untuk mencari business space untuk produktivitas Anda.
- Mampu membantu mengorganisir event Anda, mulai dari meeting minggu, bulanan, atau ada acara lainnya.
- Anda bisa sekaligus memesan makanan dan coffee break saat memesan event atau meeting space.
Gimana? Kebayang dong asiknya meeting dan mengadakan event di XWork? Yeah!
Produktif = Meninggalkan Legacy?
Produktif meninggalkan legacy atau warisan. Banyak pemimpin kelas dunia menjadi produktif dan meninggalkan warisan. Salah satunya Steve Jobs, berkat kegigihannya sekarang Apple jadi market leader di segmentasinya.
Stephen R. Covey yang melegenda dari buku yang dikarangnya yakni 7 Habits of Highly Effective People yang kini menjadi buku acuan banyak eksekutif dan pemimpin kelas dunia.
Anda memang bukan siapa siapa, tapi Anda mampu melahirkan karya yang bisa menjadikan karya tersebut warisan hidup Anda.
Apa pun yang Anda ciptakan, pastilah akan bermanfaat bagi diri Anda mau pun banyak orang. Percayalah bila Anda mengupayakan untuk berkarya dan produktif pastilah ada karya yang menjadi warisan hidup Anda.
Timeline Kehidupan
Timeline atau lini waktu atau waktu yang membentang sepanjang hidup. Misal Anda dari lahir hingga meinggal lagi akan melakukan apa & jadi apa?
Penting sekali untuk menyusun timeline kehidupan, karena dengan begitu kita akan terpacu meraih dan mencapainya. Saat tak merasa optimis dan semangat. Anda bisa memerhatikan timeline apa yang hendak Anda akan capai.
Tentunya tujuan akhir dari menjalani timeline ini adalah kehidupan yang baik. Salah satu meraih kehidupan yang baik, menurut para pendahulu kita. Adalah semangat berkarya yang bermanfaat terhadap sesama.
Produktif sampai mati; Mati meninggalkan Legacy!
Mudah mudahan kita dimudahkan untuk produktif sampai akhir hayat dan mampu menghasilkan karya untuk sesama.[]