Dewa Eka Prayoga adalah seorang pebisnis dan penulis, setidaknya 2 identitas itulah yang kukenal, namun 2 bulan terakhir, qodarullah, ia diberi ujian.
Tentu saja, kita nggak akan membahas yang viral itu, tapi akan membahas ke-GENIUS-an seorang Dewa Eka Prayoga dalam memanfaatkan momentum.
Sebelum Anda tau ke-GENIUS-an Dewa, saya sedikit ingin mengulas beberapa buku dan workshop yang pernah saya baca dan ikuti.
Easy Copywriting adalah Buku Pertama yang Kubaca
Sejujurnya saya merasa iri dengan kesuksesan Dewa kala itu, masih muda, tapi prestasinya luar biasa, meski beda beberapa tahun saja. Saya akui beliau memang mental jualannya juara.
Maka dari itu, saya tetap memisahkan antara masalah pribadi beliau, dengan apa yang beliau ajarkan dan sampaikan dalam buku mau pun workshop.
Karena, beliau rendah hati ketika membagikan rahasia sukses dibaliknya selama ini, ya, copywriting! Saat itu saya masih MaBa (mahasiswa baru) di suatu universitas di Kota Tangerang.
Karena komitmen kalau kuliah ingin menghasilkan uang sendiri, alias ingin membiayai hidup sendiri, maka saya memutar otak agar bisa menghasilkan uang meski masih mahasiswa.
Tanya sana-sini, ternyata ada ilmu yang bisa membuat kita mudah berjualan di internet, yaitu copywriting.
Di tahun 2015 belum ada penulis yang secara gamblang menjelaskan apa itu copywriting.
MasyaaAllah… meski nggak langsung ngerti apa yang ditulis Kang Dewa, setidaknya ada pengetahuan bagaimana memulai jualan di internet.
Karena sejak SD saya sukai sekali berjualan. Suka menghasilkan uang lewat jualan. Hahaha.
Supersonic Copywriting adalah Workshop Pertama yang Kuikuti
Selang beberapa tahun, akhirnya saya bisa ikut workshop Supersonic Copywriting, saking banyaknya materi yang dibahas, sampe banyak yang lupa. Hahaha.
But, di workshop itu beliau buka-bukaan banget. Salut dan kereeen banget.
Mengubah Masalah Menjadi Berkah
Kang Dewa sadar ia tak bisa mengubah persepsi orang lain yang benci kepadanya,
…maka dari itu, ia tetap gemar berbagi informasi tentang bisnis hingga penjualan. Salut!
Seperti yang publik ketahui, kalau ia sempat di-cancel oleh beberapa brand yang ia kelola, namun,
…karena Kang Dewa udah punya mental dan kapasitas yang kita nggak miliki, ia langsung memanfaatkan hate speech kepadanya, menjadi strategi marketing.
Ya, ia mengubah orang-orang yang hate speech terhadap brand yang di-cancel malah memancing audiens-nya untuk mengingat brand-brand apa saja yang tidak bekerjasama lagi.
Ini seperti pelopor bisnis sirkus, P. T. Barnum yang karena kegeniusannya dalam strategi marketing.
Ketika itu, bisnis sirkusnya Barnum mendapat kritikan dari kritikus teater, dan kritikannya dipublikasikan di koran.
Orang-orang yang membeli dan membaca koran tersebut, namun Barnum tidak kehabisan ide.
Apa yang Barnum lakukan?
Alih-alih reaktif dan frustasi bisnisnya akan hancur karena publikasi negatif, ia malah melihat celah yang malah menguntungkan bisnisnya.
Ia berkata, “siapa saja yang punya koran ini, bawa ke loket, dan Anda mendapatkan potongan 50% untuk tiket pertunjukan.”
WOW!!! Genius sekali, bukan?
Seperti yang Kang Dewa lakukan, disaat orang lain mulai melupakan dirinya, lantaran masalah yang sedang dihadapinya,
…ia malah meminta audiensnya mengingat-ngingat kembali apa saja brand yang sudah tidak bekerjasama dengannya lagi.
Genius!
Semoga Anda bisa mendapatkan insight dari postingan ini.[]