Siapa itu Dhea Chandra? Tanyamu…
Ya, ada yang guyon. Dhea Chandra itu sodara jauh Boy Chandra, cuman beda bapak, beda ibu.
“yah elahhh. Berarti bukan siapa siapanya dong”. Oh ada. Mereka memiliki kesamaan. Yakni Novelis!
Awalnya tak banyak ku ketahui tentang Dhea Chandra, “siapa emang bray?” begitu kalau aku bertanya ke Kakak-ku. Hmm.
Karena Kakak-ku bekerja di Penerbit Baca. Beliau banyak bercerita tentang dunia penerbitan, dunia buku, dan salah satunya adalah Dhea Chandra ini.
Kami berdua memang pecandu buku, tapi kami bukanlah pecandu novel. Tapi pada akhirnya ketika aku tau novel karangan Dhea Chandra ini malah tertarik. Ada apa gerangan?
Ternyata Dhea Chandra itu…
Ya, selain dia Penulis Novel Senja di Mata Bintang: Apa salahnya mencintai seseorang yang tidak biasa? Juga seorang Musisi, kepiawiannya dalam membuat skrip lagu hingga mengkompos musik beneran ngepas dan yahuddd sekali.
Aku pribadi udah follow Instagramnya Dhea Chandra di @dheabuts. Aku menemukan lagu yang woke dan pas gitu. Judulnya Tumbuh – Koza Band. Original buatan Dhea lho.
Jadi Dhea ini punya band, atas personil Tasya Chandra (kaka-nya Dhea) dan satu orang Bassist.
Pertama kali ku tau Koza Band ini ketika ada perfom di Supermall Karawaci. Ini kedua kalinya aku nonton konser yang direncanakan. 😀
Karena aku bukan penikmat konser musik, tapi pernah bekerja di Perusahaan Event yang notabene lebih banyak menghadirkan konser musiknya.
“hmm… asik juga nih Koza.” Aku coba telusuri apa aja yang udah dibuat oleh Dhea ini. Eh ternyata ketemu postingan Tumbuh. Bahasa anak zaman now itu stalking. Tapi kan faktanya gak begitu. 😛
Kisah Cinta
Kemarin, 02 Juni 2018 aku menyempatkan hadir di acara BookTalks bersama Dhea. Lagian emang pasti hadir karena aku membantu kakak-ku menyiapkan event tersebut.
Nah, tapi aku sempatkan untuk mengajak teman dari dua kubu. Kubu teman SMA dan teman Kuliah. Aseekkkk.
Alhamdulillah mereka berdua datang, yang satu suka sama dunia novelnya, yang satunya lagi suka sama dunia musiknya.
Dalam buku Senja di Mata Bintang ini mengisahkan ada seorang wanita, panggil aja Gemma yang mencintai pria bernama Bintang. Bintang ini mengidap sindrom Asperger.
“cerita ini beneran riil, ya ada sebagian cerita yang saya alami sendiri” Begitu pemaparan gadis kelahiran Medan ini.
Aku sendiri gak akan sampein soal spoiler yang Dhea berikan saat booktalks kemaren di Gramedia World BSD. Malah akhirnya merusak imajinasimu. Hihi.
Saat sesi tanya jawab dengan Dede Nursalam selaku Moderator dari pihak Penerbit Baca. Dhea memberikan penjelasan yang baperin!.
“Ya, CINTA itu Universal. Kita mestinya gak memandang cinta itu cuman sekedar lawan jenis aja, tapi cinta itu gak memandang fisik, umur, bahkan batasan lainnya….”
“…intinya sih kita mesti nerima apa pun kekurangan dari seseorang yang kita cintai, kalau kita nyari yang sempurna, ya gak ada. dan mereka (ABK maksudnya) layak mendapatkan CINTA yang sama.” Dengan santai Dhea menjawabnya.
Tujuan Dhea menulis Buku
Saat booktalks udah selesai dan saatnya Koza Band perfom. Dan selesai Koza Band perform, tiba tiba dari belakang ada seorang ibu yang ingin bertanya dengan suara optimis penuh percaya diri.
Dia seorang pendidik dari SMK 09 Kota Tangerang Selatan, namanya Bu Dian. Aku gak inget apa yang ditanyakan tapi jawaban ini yang mengarah inti dari tujuan Dhea menulis novel.
Aku nangkepnya Dhea ini ingin mengubah perspektif(sudut pandang) akan ABK (Anak Bekebutuhan Khusus). Ya, selama ini kan ABK terkadang (lebih sering) diabaikan, dikucilkan, padahal mereka sama seperti kita.
Bahkan Dhea mengatakan “ya, apa salahnya sih, mereka juga kan berhak dapet cinta dari kita”. Dhea ingin lebih banyak orang memerlakukan ABK selayaknya manusia biasa. Jangan dibedakan.
Setelah ku konfirmasi ternyata benar. “iya pertanyaan dari Bu Dian memang langsung menguak isi dari novel ini”.
Terus terang nih, udah novelnya menarik untuk dibaca, ada soundtrack-nya, ya lagunya dibuat langsung Dhea, wong Musisi. Hihi. Pertama nih novel dibuat soundtracknya langsung oleh Penulisnya.
Terus aku kok yakin ya? Setelah tau tujuan inti dari novel ini. Asli keren banget.
Seperti Bayu SKAK yang salah satu tujuan inti dia jadi Youtuber karena ingin mengubah perspektif kebanyakan orang terhadap Bahasa daerah.
Bedanya kalau Dhea ingin mengubah perspektif ABK (Anak Berkebutuhan Khusus) menjadi layaknya dicintai dan diinginkan oleh banyak orang.
Aku dukung banget ini. Kali Mba Asma Nadia ngelirik ini terus difilmkan. Hehe. 😀
Terima kasih Dhea pembelajaran yang tertuai dalam Senja di Mata Bintang, mudah mudahan banyak orang tergerak untuk membagikan pembelajaran ini.
Yuk beli novel Senja di Mata Bintang boleh untuk sendiri atau komunitas. Yeahh![]