Kemarin Saya diizinkan untuk berbagi pengalaman di STKIP Arrahamaniyah yang notabene kebanyakan calon guru. Walau mereka masih mahasiswa keguruan, diantara mereka sudah mengajar di beberapa sekolah.
Kebetulan salah satu dosen di kampus tersebut adalah guru saya di MTs (setara SMP), jadi saya konfirmasi “iya” walau saat itu bertepatan dengan bedah buku Unstoppable di MAN 5 Kab. Bogor.
Saya berpikir, apa yang saya bisa share untuk calon guru di kampus tersebut. Akhirnya saya putuskan untuk berbagi GuruDigital: Mengajar Melalui Blog.
Saya ingin mereka nggak sekedar jadi guru yang mengajarkan dari apa yang dibaca, tapi saya ingin mereka menjadi guru yang kaya pengalaman dan wawasan.
Saya menyampaikan kalau sekarang ini faktanya anak millennials itu butuh cepat dan akses, maka guru harus bisa cepat tanggap menyediakan itu. Minimal anak bisa akses di sebuah situs (maksudnya blog guru).
Konten di internet itu cukup ganas, Saya ingatkan kepada mereka, kalau peran mereka adalah mengedukasi, buatlah konten yang menarik anak didik.
Inspiratif adalah Ciri Guru untuk Millennials
Saya menyadari kalau saya pun bagian dari millennials, ini bagian dari proyeksi diri sendiri. Saya teringat dengan dosen saya, Pak Ilham (walau beliau nggak mau dipanggil bapak) penyiar Radio Prambors di Sunsetrip, lalu ada Pak Rully yang pernah bekerja di Telkomsel Hongkong.
Mereka kaya wawasan juga pengalaman, saya sendiri selalu menyimak apa yang mereka katakan, bahkan ucapan Pak Rully memberikan stimulus untuk ide lainnya. Luar biasa.
Saya bercerita itu kepada mahasiswa STKIP Arrahmaniyah. Dan Saya sudah bisa membaca pikiran mereka, “bagaimana cara untuk menjadi guru yang inspiratif?”
Saya menyarankan untuk mengikuti kompetisi, konferensi, banyak membaca, dan menciptakan karya. Karena dengan demikian mereka memiliki bahan yang bisa dibagikan untuk anak didik mereka.
Nggak sekedar ngajar, juga menginspirasi.
Saya memberikan fakta kalau anak millennials ini suka belajar sesuatu yang baru, ketika diberi stimulus yang menurut mereka baru, mereka pasti akan searching.
Jangan sekedar pintar, juga bijak, begitu seharusnya guru zaman sekarang.
Kenapa Mesti Blog?
Saya berikan beberapa alasan kenapa mereka mesti mengajar (berbagi) melalui blog. Diantaranya:
1. Bisa diakses dimanapun dan siapapun
Ada kebanggaan tersendiri ketika membuat konten dan ternyata yang membaca itu dari sekolah lain. Coba kamu bisa bayangkan, ketika kamu niatkan untuk membuat konten untuk anak didik kamu, lalu ternyata dari sekolah lain membaca dan merasa bermanfaat, bukankah itu kebahagiaan?
2. Berpeluang menciptakan karya
Saya sampaikan kalau membuat karya itu berawal dari pengulangan yang kita lakukan. Semakin sering kita menulis, maka hasil tulisan kita semakin bagus.
3. Peluang Mendapat Income Tambahan
Dari blog bisa mendapatkan income lebih lho. Ada banyak cara untuk memonetizenya. Mulai dari paid review, jual produk, hingga dropship, semuanya bisa.
Mereka mulai mengangguk tanda paham, betapa asyiknya mengajar melalui blog dan bisa menghasilkan uang.
Menulis Mengalir Bebas
Saya mengutip dari buku Flow di Era Socmed “Menulis Mengalir Bebas Bisa Meningkatkan Kecakapan Komunikasi”. (alm.) Hernowo Hasim penulis buku tersebut bercerita pengalaman menulis mengalir bebas itu meningkatkan kemampuan mulai dari menulis, berbicara, mendengarkan, dan membaca.
Metode ini terdapat dalam buku Free Writing dan buku Flow di Era Socmed. Seru banget kalau udah baca beliau. Intinya langkah awal untuk menulis, adalah jangan pikirkan apapun, tulis aja seperti air yang mengalir. Karena menulis mengalir bebas ini bukan pada hasil, melainkan pada proses.
Saya bisa menulis dengan cepat karena terbiasa untuk menulis mengalir bebas, tanpa saya sadari sejak saya belajar menulis.
So, mulailah menulis.
Thank’s saran nya Kak, inspiratif sekali.
Semoga saya mampu berpartisipasi menjadi Guru Digital