Terkadang kita melakukan aktivitas tanpa semangat, tanpa kesenagan di dalamnya. Justru sebaliknya. Malah merasa berat untuk melakukannya. Pernah kah kalian seperti itu? Saya yakin pernah. Nah yang akan saya bahas bukan sekedar teori namun aplikasi yang siap digunakan di kehidupan kamu.
Tiga hari yang lalu ada yang BBM saya. Salah seorang anggota dari NLP Inside Society.
“Dika?”
“iya?”
“Mau tanya dong?”
“Silahkan!”
“Dika gimana sih gue itu jijik kalau cuci piring?”
“Haha, gampang banget. Tapi kayak enggak bisa sekarang nih. Gue baru balik nih”
“Oke dik”
Saya tunda responnya, karena saya baru pulang dari tokobuku, hehe.
Kebetulan orang itu masih teman seangkatan saya di sekolah MAN (setara SMA). Jadi gaul gitu deh, hehe. Nah kalau ingat cuci piring, ingat mangkok yang pecah saat saya mencuci piring. Duh, pertama kali nyuci piring mangkoknya sudah pecah. Jujur, saya mencuci piring itu menjijikan. Namun setelah saya paksan. Saya mulai terbiasa walaupun masih merasa sedikit agak jijik.
Saya bertanya kepada diri saya “Gimana biar enggak jijik?” timbullah jawaban “AHA! Gue jijik karena itu cuci piringnya pake kawat halus bukan busa”. Akhirnya saya minta mamah belikan busa khusus saya cuci piring.
Setelah itu saya sekarang kalau sehabis makan pasti cuci piring, walaupun enggak sering sih. Tapi lebih cenderung begitu. Kadang kalau saya tinggal mamah ke rumah saudaranya. Saya nyuci piring enjoy saja, meskipun itu banyak tapi saya tetap asyik. Karena busa itu yang bikin saya nyaman untuk cuci piring.
Nah, ada lagi nih. Mungkin kalian yang mager alias malas gerak kalau menyapu halaman rumah. Saya tahu tipsnya karena dulu juga gitu. Kalau sekarang? Malah semangat dan senang kalau menyapu halaman.
Persisnya kemarin itu bapa saya memotong daun daun pohon yang sudah panjang di halaman rumah. “Kok hari ini tumben banget nyapuin daun daun senang dan gampang?” tanya saya kepada diri saya. Enggak lama jawabannya muncul “Oh sapu lidi ini panjang, tidak terlalu letoy namun bisa menyapu dedaunan. Heum asyik juga”.
Ke dua kalinya saya melakukan hal yang sama. Karena saya tahu polanya. Saya jadi senang kalau menyapu dedaunan itu.
Saya bisa tarik kesimpulannya nih. Jadi kita kalau sudah tahu polanya (Pattern)melakukan apa pun dengan mudah dan menyenangkan. Itu bisa kita lakukan lagi ke dua kalinya. Nah, lihat ke atas. Saya mendapatkan pola kalau cuci piring pakai busa itu mudah dan menyenangkan. Dan menyapu halaman itu mudah dan menyenangkan karena sapunya asyik untuk digunakan.
Kalau belum tahu / belum ketemu polanya (Pattern) coba bertanya kepada diri sendiri supaya melakukan hal apa pun dengan mudah. Persisnya seperti ini pertanyaannya. “Kira kira apa yang membuat saya melakukan ini mudah dan menyenangkan?” Saya yakin diri kamu akan menemukan jawabanya.
Kalau sudah mendapatkan jawabannya, ketemulah polanya (Pattern). Kalau kita melakukan dengan cara yang sama, kondisi yang sama, maka akan menghasilkan yang sama pula.
Kalau kalian bertanya.
“Coach kalau dilakukan berulang ulang gitu jadinya bosennya?”
“Bisa iya, bisa tidak”
Karena kehidupan kita sebagian dikendalikan oleh habits, nah kalau itu dilakukan otomatis tanpa berpikir artinya itu sudah menjadi habits kamu. Kalau kamu enggak melakukannya, maka akan ada rasa kehilang atau kurang.
Ringkasan.
Bertanyalah kepada diri sendiri untuk mendapatkan jawaban sesuai keinginan. Setelah ketemu jawabanya periksa polanya.
Simpan polanya, bayangkan, dengarkan, dan rasakan. Seolah olah olah apa yang sebelumnya kamu lakukan dengan mudah dan menyenangkan itu terjadi saat ini juga (ReCall). Maka kemungkinan besar akan menghasilkan hasil yang sama.
Selamat mencoba. Hehe.
Nah, ini bisa kalian lakukan untuk hal apapun. Entah itu mager ngerjain tugas kampus, enggak semangat membaca buku, males nulis, agar bahagia tiba tiba (moodbooster), dst.
Semoga bermanfaat ya. J []