Install software BAHAGIAnya!

I

Selamat malam guys J. Cie yang besok mau UKK, cemungut eaaa! Ah kalian pastinya udah siap banget kan? Kalau enggak siap, kenapa sampe sekarang masih bisa bertahan? haha. Ah entahlah. Kali gue mau share sama kalian semua. Tentang pengendalian perasaan. Perasaan yang membuat kita asik atau enggak menjalani aktivtias sehari hari. Kalau pagi udah bete, gue yakin kalian sampe sore pun bete.
Soal bete, cepet marah, galau, kecewa, kesel, ah masih banyak lagi. Kenapa sih Cuma hal spele doang kita kadang suka bete? Gara gara telat dikit doang, jadi bete. Terus jalan jalannya enggak menikmati. Wah rugi banget tuh, padahal mau jalan jalan. Tapi karena telat jadi bete. Dan akhirnya jJalan jalannya pun jauh dari kesenangan. Kok bisa gitu ya? Nah gue kasih tau nih. Tujuan lo kan seneng seneng, nah caranya lo jalan jalan, tapi diluar kendali lo. Orang yang membuat janji ke lo. Ternyata telat dan enggak ngasih kabar sebelumnya. Mungkin awalnya kesel, tapi setelah lo tau dia hapenya lowbat dan ban motornya pecah. Gue yakin lo langsung ilang marahnya.
Nah sekarang gue bakal buat lo sadar, dengan software yang lo punya. Yang gue maksud software disini adalah perasaan dan pikiran. Sedangkan hardwarenya otak dan jantung kita. Lo mungkin sering banget browsing di warnet atau di laptop. Gue tanya! Apa bisa kalau enggak ada aplikasi Browsernya? Yap bener banget. Enggak bisa. Nah begitu juga di dalam otak kita. Di dalamnya ada banyak banget program yang mungkin selama ini membuat kita cepet marah, sering kecewa, dan sering bete.
Contoh program begini, “jika saya dikritik, maka saya marah” atau “jika teman saya telat, maka saya akan marah” atau “jika saya ditolak, maka saya galau” atau “jika dia sms singkat, maka saya marah” atau “jika dia enggak penuhi janji, maka saya kecewa” atau “jika saya enggak dihargai, maka saya kecewa” Wah kalau sadar, ada banyak banget program yang enggak mendukung di kehiduan kita.
Ada pun cara mengganti program tersebut. Lo harus lakukan secara berulang ulang. Misalnya, “jika saya dikritik, maka saya biasa aja” atau “jika saya dikritik, maka saya makin tenang” ketika orang lain mengkritik begini sama lo. Lo buru buru pasang nih program atau kalau bisa sebelum kritikan itu tertuju sama lo. Gue yakin rasa marah itu akan hilang. Nah soal “sabar itu enggak ada batasnya” menurut gue ada. INI CUMA SOAL PROGRAM doang. Kalau lo memprogram diri lo menjadi manusia super sabar, gue yakin lo biasa biasa aja.
Kenapa sih setiap orang bilang “Sabar ya bro” tapi hasilnya tetep aja kesel bin ngedumel. Haha. Ya itu kembali pada program. Tinggal lo sadari yang ada di diri lo. Lo tanya! Apa penyebabnya gue enggak bisa sabar? Usahakan jawaban tersebut enggak bersifat subjek ya! Karena kalau begitu lo bakal nyalahin oranglain. Misalnya “gara gara yuli injek sepatu baru gue, gue jadi bete” nah sebenarnya lo enggak bete sama yulinya tapi lo bete sama apa yang dilakukan yuli terhadap lo. Mungkin di dalam pikiran lo begini “jika oranglain menginjak sepatu baru saya, maka saya bete”. Siapa pun yang menginjak sepatu lo. Lo bakal tetep bete.

“Perjalanan satu mil, diawali satu langkah pertama” begitulah pepatah cina mengatakan. Artinya sekarang lo udah tau penyebabnya lo suka cepet bete, marah, kecewa. Lo kudu memulai untuk menggantikan program program sampah itu, sekarang juga! Awalnya enggak mudah, tapi setelahnya WAW. Lo bakal merasa BAHAGIA. Ini yang gue maksud Software bahagia. Selamat berbahagia :D[]

About the author

Dwi Andika Pratama

Founder ImpactfulWriting.com | Professional Impactful Writer | Mentor at CertifiedImpactfulWriter.com

Add comment

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Penulis Blog Ini

Dwi Andika Pratama sapaan akrabnya Kadika. blogger sejak 2012. Menjuarai lebih dari 10x Kompetisi Blog. Penikmat Buku Pengembangan Diri dan Marketing. selengkapnya…

Paling Dicari

Kategori

Part of BloggerHub.id

I’M Certified Impactful Writer

I'M Certified Impactful Writer Certified Impactful Writer
error: Content is protected!

Eksplorasi konten lain dari Dwi Andika Pratama

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca