Ada keinginan untuk berhenti dari kebiasaan buruk, tapi disatu sisi ada bagian diri kita yang menolak itu. Wajar sekali bila hal itu terjadi. Karena Kata Pak Tung “Manusia 80% otaknya berpikir menghindari kesengsaraan”.
Hal ini pun terjadi ketika seseorang yang belum bisa move on. Masih merasa nyaman dengan kondisi bersama mantan kekasihnya. Seseorang itu takut. Takut tidak bisa mendapatkan kenyamanan dari yang sekarang dirasakannya.
Saya menulis ini pun dalam tahap memperbaiki diri, bukan berarti saya sudah sempurna. Yang Bisa segalanya. Justru ini awal saya belajar mengenal diri dan belajar mengenai diri.
Saya masih ingat Coach Putu mengatakan “Kita lebih mudah membuat kebiasaan baru, dibanding menghilangkan kebiasaan buruk”. Saya setuju dengan opininya. Mengapa? Karena perasaan manusia bisa dikondisikan.
Mungkin kalian aneh, yang tiba tiba nafsu makannya bertambah. Lalu, bila hal itu dilakukan berulang – ulang. Tentu ini bisa menjadi sebuah kebiasaan. Tanpa kalian sadari kalian ‘menginstall’ kebiasaan baru dalam diri kalian.
Seperti halnya saya, dari cuma senang baca buku, jadi senang beli buku. Waduh. Hehe. Coba perhatikan juga masa lalumu. Ada tidak yang kira kira awalnya biasa, lalu jadi kebiasaan? Sepertinya ada deh. Masih ingatkan kata kata ini “Bisa karena biasa, biasa karena pembiasaan”.
Dahulu sebelum saya suka membaca. Saya pun merasa malas, mengantuk, dan bosan. Setelah dibiasakan. Ya malah asyik. Hehe. Ada yang perlu perjuangan keras untuk membentuk kebiasaan baru, ada juga yang biasa saja untuk membentuk kebiasaan baru.
Kesimpulannya. Membuang kebiasaan buruk tidak mudah. Tetapi kita sebaiknya berusaha untuk membuat kebiasaan baik. Dan untuk membentuknya dilakukan pengulangan. 🙂 []
Salam Inside 🙂