Kebanyakan dari mahasiswa sekarang ini ada yang kuliah sambil kerja, termasuk teman teman di Universitas Muhammadiyah Tangerang.
Apalagi prodi Ilmu Komunikasi. Cukup banyak atau mungkin emang mahasiswa UMT mayoritas Pekerja? Haha. Termasuk aku.
Tapi sepahaman ku, itu bagus dan baik.
Zaman udah berubah, semua bisa dilakukan secara beriringan, kuliah dan bekerja. Regulasi universitas dbuat longgar.
Makanya UMT setiap tahun jumlah mahasiswanya ribuan karena ada optimisme. Ya, kuliah sambil bekerja.
Aku salut kepada mereka yang bekerja cukup berat, apalagi kerja fisik. Beberapa rekan ku ada yang bekerja di industri. Dan mereka cukup bisa fight di perkuliahan.
Hari ini adalah workshop penulisan skripsi. Dimana kami belajar menulis skripsi yang benar. Persepsiku mengkerucut menjadi, apapun jenis penelitiannya yang penting skripsi tuntas.
Pentingnya memiliki sikap fleksibel. Ketika aku ingin meneliti dengan jenis kualitatif, tapi kok rasanya ada yang aneh. Setelah ikut ini ya, itu. Bodoamat jenisnya apa, yang penting tuntas, hehe.
Kuliah sambil Bekerja? Ternyata ini faedahnya
Kebayang ketika pertama kali kerja?
Ya pastinya dong, cupu, lugu, polos, apapun kamu menganggapnya. Yang jelas pertama kali bekerja itu ada aja hal konyol dilakukan. Iya atau iya?
Ranah kuliah itu hanya sampai kognitif alias tau. Kalau sudah bekerja bukan lagi sekedar tau, tapi bisa.
Emang ada di toko buku “panduan bekerja di hari pertama dan menjadikan diri Anda sempurna di hadapan atasan” Kan gak ada, kita belajar dari pengalaman, melalui rasa. Iya?
Tau kah kamu sebenarnya kita memiliki dua memori, brain memory dan muscle memory. Kalau brain memory pastinya kamu udah tau. Mengingat menggunakan otak.
Tapi apa itu muscle memory?
Memori yang disimpan di seluruh tubuh kita. Makanya ada yang sambil bawa motor bales whatsapp. Padahal dulu masih kagok bawa motornya.
Semakin sering dilakukan, semakin menempel ke sel sel dalam tubuh. Dan ini sifatnya praktikal. Mesti ada yang dilakukan. Makanya muncul beda antara tau dan bisa.
Ada hal yang kamu mungkin gak sadari ketika kuliah sambil bekerja:
- Stress Management
Udah tuntutan kerjaan, tugas juga banyak. Beuh, keren deh kalau udah bisa melewati ini. Karena tak jarang rekanku gugur di semester 2 ke 3.
Mungkin kamu sudah melewati ini atau mungkin sedang mengalami ini. Tingkat stress lebih tinggi, tapi inilah waktu terbaik untuk mendapatkan pengalaman lebih banyak.
- Financial Management
Sepertinya ini yang paling krusial. Udah bisa mengelola keuangan sejak masih kuliah. Kalau kebanyakan yang fokus kuliah masih mengandalkan pemasukan dari orangtua, kamu sudah berpikir bagaimana mengelolanya.
Mulai dari bayar kosan, sedekah, kuliah, untuk orangtua, dan lain sebagainya. Makanya kalau pertama kali itu beda banget feelnya. Ketika pertama kali dapet duit, bisa jadi langsung konsumtif (belanja).
Tapi karena kamu punya tanggungjawab jadinya kamu memikirkan “bulan besok UTS, mesti gue sisain berapa?”. Nah kebayang ya?
- Time and Energy Management
Gak hanya waktu yang mesti dimanaje, juga energi. Waktu bisa aja masih banyak, tapi kalau badan udah lelah. Yah, gimana? Mau gak mau mesti istirahat.
Di UMT itu ada kelas regular malam. Luar biasa banget. Setelah bekerja dan penat. Ditambah kuliah. Walau gak konsen, tapi komitmen yang dilakukan sangatlah patut diapresiasi.
- Interpersonal Communication
Kalau di kuliah komunikasi ada yang namanya komunikasi interpersonal atau komunikasi dengan orang lain.
Gimana sih agar ide kita tersampaikan dengan baik, bagaimana opini kita bisa diterima, bagaimana mengatasi penolakan. Kalau sekedar teori agaknya gak mudah lho. Mesti praktek.
Dan beruntungnya kamu sudah terlatih untuk ini, karena realita dengan teori terkadang gak sinkron, iya atau iya? Haha.
- Leadership
Ini yang gak kalah penting, seni memimpin diri dan orang lain. Ketika kamu ditegur dan tetap sabar itu leadership, atau kamu menjadi leader di perusahaan sekarang lihat staff kok gak sesuai SOP kamu sabar, itu leadership.
Kamu bisa profesional, menjaga sikap baik ke atasan atau ke bawahan. Itu bagian dari leadership. Mungkin masih banyak lagi kalau kamu mengeksplorasi apa saja yang udah didapatkan ketika kuliah sambil bekerja.
Baca juga: Dunia Karier Semakin Nggak Pasti. Tapi Aku Ditawari Jadi Head of Digital Marketing
Ada Tapinya
Sayangnya kamu gak akan mendapat manfaat(soft skills dan hard skills) itu semua kalau kamu kerjanya males-malesan, kuliah juga ogah-ogahan. Banyak ngeluh, protes, terus tugas juga gak pernah dikerjain.
Kamu jadi sia-sia kuliah sambil kerja kalau seperti di atas. Tapi kalau kamu menjalani dengan sabar, kamu bisa merasakan manisnya nanti ketika lulus kuliah. Percaya deh.
Ketika aku dan Coach Denurs (dari Kadika Digital) di divisi marketing suatu perusahaan ketika mencari seorang content strategist, yang paling pertama aku tanya adalah dia pernah ngapain ada apa portofolionya.
Setelah dilihat dia cukup qualified untuk posisi ini, makanya greget juga. Haha. Makanya jangan sia-siakan di tempat bekerjamu saat ini. Selalu ada pembelajaran kok.
Lalu Coach Denurs bertanya hal hal yang sifatnya psikologis sambil aku perhatian bagaimana gesturnya. Kalau dia layak(sesuai ekspektasi kami), gesturnya bakalan beda.
Penting juga nih kamu ketahui, ketika HR bertanya juga memerhatikan gestur (bahasa tubuh). Walau kami bukan HR, tapi kami mempelajari psikologi. ^_^
Kesimpulan
Jalani apa yang udah dimulai, kuliah sambil kerja itu capek, melelahkan, penat, gak nyaman, apapun namanya. Itu cuman sementara, berlian menjadi mahal dan indah melalui beberapa tahap seperti halnya kita.
Dan bersyukurlah kamu memulai lebih dulu, secara mental dan kapasitas kamu sudah naik. Kamu (harusnya) pantas mendapatkan lebih baik setelah selesai kuliah.
Jadilah pribadi yang bernilai tinggi dan memiliki keahlian unik. Percaya deh perusahaan bakal nyari kamu.
Temukan minat kamu, keahlian apa yang ingin kamu pertajam. Berhenti beralasan untuk pribadi bernilai.
Kalau kamu suka sama tulisan ini, bagikan ke teman teman kamu atau tinggalkan komentar. []