Ini adalah tulisan ketiga dari tulisan yang kubuat secara spontan, ternyata menyenangkan sekali, ya? Hehehe…
Alasan ini dilakukan, ya, sekadar eksperimen saja, tanpa ekspektasi apa-apa,
…seperti para ilmuan, penemu besar, para penulis, penyair, sufi, dan tokoh dunia yang hingga hari ini dikenang lewat penemuannya.
Ketika sekadar share apa yang terjadi dari tulisan yang ada di blog, bahwa tulisan ini jadi rujukan Google ketika mencari profil Dr. Ibrahim Elfiky,
…orang-orang langsung memersepsikan aku bisa SEO, padahal memang bisa. Hahaha…
Nggak… nggak…
Maksudnya bukan seseorang yang mahir untuk mengajarkannya kembali, masih untuk diri sendiri.
Aku jadi ingat di suatu cuplikan Ridwan Kamil yang diwawancarai di salah satu stasiun TV Nasional soal kehidupannya di Amerika,
…dia bilang di Amerika itu nggak bisa merasa nggak enakan atau nggak pede, kalau bisa, bilang bisa, jangan bilang “sedikit bisa, sih.” atau apa pun bentuk pernyataan yang bikin kita nggak percaya diri.
Percaya diri itu soal kompetensi kalau kata pak Prasetya M. Brata, jadi kalau nggak percaya diri, boleh jadi belum menguasai sepenuhnya, atau bisa tapi untuk konteks tertentu.
Contoh, bisa nyetir di jalan tol dengan nyetir di sirkuit balapan tentu tingkat kepercayaan dirinya berbeda.
Begitu juga soal SEO yang aku pahami, aku hanya akan berbagi apa yang kuketahui dan pahami saja.
Insight-nya adalah, seperti yang aku sampaikan di tulisan sebelum ini,
…rayakan saja hal sederhana itu, tanpa niat apa-apa, sekadar merasakan kegembiraan hal itu terjadi.
Dan kalau pun diposting itu sekadar berbagi kebahagiaan saja, celebrate the day, kalau pun dianggap memiliki kompentesi itu efek saja.
Aku menyebutnya mempromosikan diri tanpa ekspektasi.
Menunjukkan hasil itu bukan riya’, sombong, atau memamerkan kehebatan diri, bukan.
Sekadar merayakan pencapaian kecil aja, yang dampaknya bisa membentuk persepsi orang lain bahwa kita memiliki kompetensi tersebut.
Selama kamu suka, ya, nggak apa-apa.