Menyadari Idealisme

M

Semalem itu terjadi gerhana bulan. Ya! Blue Blood Moon. Katanya 150 tahun lagi baru ada.

Aku sempet ngobrol dengan teman baru ku. Yang ku ajak kopdar minggu lalu.

Aku ngobrolnya via Voice Note (VN). mungkin enak didenger aja suaranya. Wkwk.

Di sela sela obrolan kami. Aku tersadarkan. Kalau aku ini terlalu idealism.

Apa itu idealisme?

Aku ngutip dari kbbi.web.id/idealisme

“…hidup atau berusaha hidup menurut cita-cita, menurut patokan yang dianggap sempurna;

Ya. Aku menyadari terlalu memegang teguh apa yang aku inginkan.

Aku ingin punya usaha sendiri, project besar. Tapi aku sendiri bingung untuk berjalan ke sananya.

Belom jelas gitu loh… Saat ini aku masih menentukan rolemodel siapa yang hendak aku tiru.

Aku udah memutuskan buat jadi Professional Blogger. Ya, alasannya karena banyak keinginan ku tercapai dari blog.

Blog juga yang pertama ku kenal saat masih SMA. Bukan alasan material aja aku memutuskan untuk jadi Professional Blogger.

Tapi keinginan ku. Kelak aku tak perlu bekerja keluar. Cukuplah di rumah bersama keluarga.

Itu salah satu alasannya dan aku ingin apa yang ku ketahui dan pengalaman ku. Orang lain bisa merasakan manfaatnya.

Tapi kadang bingung juga mesti ngapain lagi. Project juga kadang ada, kadang gak.

Ya tapi aku tetep bersyukur apa yang aku terima saat ini.

#1. Menyadari dan Mengakui

Saat aku denger VN teman ku ini. “Iya.. aku kan saat jadi tulang punggung keluarga. Jadi satu satunya jalan ya kerja”

Aku sempet mikir, saat dia mau bekerja diluar bidangnya. Padahal dia ini keren. Design Layout buku. Ya pengalamannya udah banyak juga.

Terus aku juga mikir. Mungkin selama ini aku terlalu idealis dan ingin enaknya aja.

Aku menyadari egoku. Yang ingin berkerja Independen. Ya wajar. Aku cukup merasakan 2 tahun ini jadi freelance.

Tapi saat aku bekerja. Aku bisa memberi mamah lebih.

Tapi kalau aku sendiri tak tau bagaimana caranya. Sepertinya aku ini dibudaki oleh keidealismean ku.

#2. Diskusiin Aja

Tulisan ini tertunda beberapa jam. Karena ada kehadiran My Coach ke rumah.

Ya siapa lagi kalau bukan Kaka ku sendiri.

Aku menyampaikan apa yang menjadi kegelisahanku, intinya ada yang kurang beres sih. Makanya minta dicoaching.

Akhirnya aku menemukan jalan. Haha. Alhamdulillah.

Belom bisa aku ceritakan. Yang jelas. Aku akan segera bertindak atas apa yang aku dapatkan dari diskusi hari ini.

Jadi aku menyimpulkan untuk hari ini

Bersyukur saat luang. Bersabar saat sempit.

Karena saat luang. Kemungkinan buku yang belom aku baca. Aku habiskan kan?

Jadi selow aja saat belom ada project tuh. Karena saat ngerjain project juga pasti ingin punya waktu luang buat baca.

Maka hadirlah kutipan itu dari dalam diriku. Wkwk.

Baiklah.

See you the post! ?

About the author

Dwi Andika Pratama

Founder ImpactfulWriting.com | Professional Impactful Writer | Mentor at CertifiedImpactfulWriter.com

Add comment

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Penulis Blog Ini

Dwi Andika Pratama sapaan akrabnya Kadika. blogger sejak 2012. Menjuarai lebih dari 10x Kompetisi Blog. Penikmat Buku Pengembangan Diri dan Marketing. selengkapnya…

Paling Dicari

Kategori

Part of BloggerHub.id

I’M Certified Impactful Writer

I'M Certified Impactful Writer Certified Impactful Writer

Eksplorasi konten lain dari Dwi Andika Pratama

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca