“Mengenal orang lain adalah kecerdasan, mengetahui diri sendiri adalah kebijaksanaan sejati. Menguasai orang lain adalah kekuatan, menguasai diri sendiri adalah kekuatan sejati.” ~ Laozi
Hidup lagi capek-capeknya, malah bikin blog strategi.marketing. Hehehe.
Ini beneran lagi nggak semangat, capek, tapi jurus saya untuk mengatasi ini, adalah membaca hasil kepribadian.
“Sebenernya gue ini siapa?”
“Bakat gue apa?”
“Kepribadian gue ini kayak gimana?”
Semacam upaya validasi lewat tes kepribadian, tapi itu manjur dan mengubah perasaan yang awalnya tak berdaya, menjadi resourceful.
Merasa lebih berani dan berdaya.
Hingga saya lemparkan statement kelebihan saya ke mentor, dan ketika diskusi,
…saya menemukan benang merah dari kompetensi tertinggi yang saya lakukan sejak kecil, yakni problem solving.
Dan memang dari potensi yang Allah berikan, mendukung itu, dari mana saya tau, ya, dari tes kepribadian itu. Hehehe.
Saya dapetin informasi kelebihan diri saya apa, setelah tes STIFIn.
Tapi, namanya potensi atau bakat akan jadi biasa aja kalau nggak dibumbui pengalaman.
Dari pengalaman yang telah dilalui, saya tertarik dengan dunia marketing dan writing.
Kedua hal ini juga, yang alhamdulillah, mengantarkan saya bisa menulis blog post ini.
Jujur, ini adalah impian saya sejak 2017, punya blog seperti Pak Yodhia Antariksa dengan StartegiManajemen.net, dan pengen juga domainnya kayak Kirim.Email-nya Mas Fikry.
Ternyata untuk mendapatkan strategi.marketing, yang keliatannya sepele, melewati perjalanan yang tak mulus, terjal, bahkan buntu.
Jadi cerita ini berawal dari…
Baca juga: Dewa Eka Prayoga is a GENIUS Marketer!
Mengubah Benda 0 Rupiah Menjadi 2000 Rupiah
Setelah tumbuh besar, saya banyak belajar tentang marketing, bisnis, writing, digital marketing,
…hingga saya ingat peristiwa pertama kali saya ingin mendapatkan uang jajan lebih.
Seinget saya kelas 4 atau 5, saya menemukan gantungan kunci berbentuk keris, tapi bisa digantung, namanya juga gantungan kunci. Hahaha.
Kebetulan di sekolah itu, ada penjual gelang tali warna-warni beserta bahan bakunya.
Ternyata tanpa saya sadari, saya melakukan aktivitas marketing.
Pertama, saya menambah value dari gantungan kunci tersebut dengan gelang yang saya buat.
Awalnya sih saya pake, cuman BU alias butuh uang, yaudah saya jual aja Rp2000.
Kedua, saya tau siapa yang akan membeli gelang itu, orang yang jajannya banyak, dan tidak terlalu banyak penolakan kalau ditawari sesuatu.
Ketiga, persuasi yang saya lakukan adalah saya mengatakan “gelang ini hanya ada satu, Kis (namanya Kismanto, saya masih ingat betul yang beli gelang saya ketika itu), kalau lu pake gelang ini, keren banget dah.”
Dia mencoba gelang tersebut, sambil menatap tangannya yang terpasang gelang, sambil mengangguk-nganggukkan kepala, seolah ia setuju dengan membeli gelang tersebut.
Setelah jadi dibeli, ya, senang sekali rasanya bisa mendapatkan uang jajan lebih.
Tahun 2005 mungkin, ya, waktu itu uang 2000 rupiah itu besar sekali, maklum, saya diberi jajan tidak banyak,
…selain orangtua khawatir saya terlalu banyak jajan, yang malah mengaburkan fokus belajar. Juga memang uangnya tidak ada. Hahaha.
Tapi, saya bersyukur, lewat peristiwa itu, saya ternyata bisa seperti ini, menulis blog post ini.
Apa MBTI Anda?
Ketika saya mampu membuat gelang dari gantungan keris itu, saya mengukuhkan apa yang tertulis dari kepribadian ISTP, yakni crafter. Hehe.
Meski saya punya pandangan kalau tes kepribadian itu bukanlah diri kita sebenarnya, hanya sekian persen sebagai panduan untuk mengenal diri lebih jauh.
Bagaimana pendapat Anda?
Saya harap, Anda yang membaca tulisan startegi.marketing bisa memetik manfaat, minimal ada satu ide yang bisa diterapkan.
Sampai jumpa di tulisan berikutnya.
