Gak semua orang menyadari untuk bersikap produktif saat bekerja atau berkarya. Karena ada yang merasa produktif itu penting. Ada juga yang sekedar mengerjakan saja.
Postingan kali ini akan lebih mereview Buku The One Thing karya Gary Keller dan Jay Papasan. Wah, pastinya gak sabaran banget nih?
Era Informasi. Era Distrupsi.
Sadar atau gak kalau kita ini udah masuk di Era Informasi yang semuanya serba cepet beredar kalau ada berita yang menggugah emosi.
Apalagi kalau berita yang menyingung isu keagamaan, bah bagian roket yang terbang ke bekasi angkasa. Cepat sekali. Wussshhh.
Sayangnya gak semua informasi itu kita butuhkan alias gak ada mutunya kalau kita baca. Namun sialnya kita sulit mengetahui mana kita butuhkan dan mana yang bukan.
Semakin banyak informasi yang kita cerna, ternyata faktanya gak semua informasi yang ditelan (bahkan mentah mentah pun) tak memberikan dampak perubahan pada kehidupan.
Namun, ada riset yang (BukaBuku: Quantum Ikhlas) mengatakan terlalu sering mengkonsumsi berita kriminal, pemerkosaan, apa pun yang berbau negatif membuat pikiran dan perasaan kita menjadi negatif thinking. Waduh ngerih amat yak?
Menurut riset American Academy of Pediatrics menyatakan kalau bermain facebook bisa mengganggu kesehatan mental kita lho.
Tepatnya ada dampak negatif. Ya kita bisa lihat sendiri di facebook sekarang seperti apa? Banyak orang tiba tiba menyebarkan informasi yang belum tentu valid alias hoax. Yah, kayak begitu mah diunfried aja atau gak unfollow aja.
Kehilangan Fokus
Berapa banyak dari kita yang kehilangan FOKUS setelah mengerjakan pekerjaan setelah 10 menit. Wah banyak! Terkadang aku juga, kalau tak segera menyadari hal yang mengganggu ini. Bisa kehilangan banyak waktu.
Derasnya informasi, Riuhnya notifikasi, bikin kita tergerak untuk segera mengecek notifikasi. Walau faktanya notifikasi itu belum tentu penting dan menjadi prioritas. Waduh!
Kita diserbu dari lini dalam dan luar. Kalau dari luar kita diserang dari headline yang membius pikiran untuk segera mengklik.
Kalau dari dalam ada ketidakberdayaan kita untuk menahan notifikasi yang bunyi atau merasa ingin mengecek gadget walau sadar tak ada notifikasi. Iya khaannn? 😀
Menyadari Candu
Sadar gak sih kalau media sosial itu candu? Ya, bener banget.
Bukan kamu aja, aku juga. Dari ulasan Studi Nottingham Trent University mengatakan kalau kita kecanduan dengan media sosial ternyata bukan tanpa sebab melainkan ada: pengabaian kehidupan pribadi, keasyikan mental, pelarian, pengalaman memodifikasi suasana hati, toleransi dan menyembunyikan perilaku adiktif, ada ada beberapa orang yang menggunakan [jejaring sosial] secara berlebihan.
Kamu mesti menyadari apa yang menjadi merusak produktivitasmu. Hingga pekerjaanmu terbengkalai bahkan tak terjamah.
Bahaya Multitasking
“mengerjakan dua hal sekaligus sama dengan tidak mengerjakan satu pun” ~ Publilius Syrus
Teknologi zaman sekarang emang mendukung sekali untuk multitasking, mulai dari laptop sampai gadget pun dibuat bisa multitasking. Alias bisa mengerjakan lebih dari satu dalam satu waktu.
Faktanya kita bukan mengerjakan dua hal sekaligus, melainkan switching atau peralihan. Kita melompat ke pekerjaan satu dengan satu lainnya.
Menurut riset multitasking itu menurunkan produktivitas. David E. Meyer Cognitive Scientist dan Direktur Brain, Cognition and Action Laboratory di University of Michigan, mengatakan multitasking akan memperlambat kita menyelesaikan pekerjaan, bahkan memperbesar kemungkinan kita melakukan kesalahan. Iya juga sih? Iya gak?
Banyak dari kita yang sudah mengetahui bahaya multitasking, namun tetap saja melakukannya. Alhasil dari kinerja terlihat menurun.
Nahlohh…
Jadi kenali apa aja yang membuat Kamu kehilangan untuk fokus. Selanjutnya sebentar lagi Kamu akan mengetahui bagaimana untuk tetap FOKUS ala The One Thing.
Satu Hal
“jadilah seperti prangko – terus menempel ke satu hal sampai tiba di tujuan” – Josh Billings
Untuk meraih produktivitas yang maksimal Kamu harus melakukan satu hal. Dengan satu hal ini bisa berdampak ke masa depan Anda. “hmm bagaimana bisa?”.
Dengan Kamu fokus kepada satu hal dan itu yang akan mengubah kehidupanmy. Yang perlu Kamu lakukan adalah Go Small! atau Going Small adalah mengabaikan semua hal yang mampu Anda perbuat lalu mengerjakan yang harus Anda perbuat.
Satu Pertanyaan yang mengubah
“Apa satu hal yang mampu Anda perbuat minggu ini sedemikian sehingga dengan mengerjakannya semua yang lain akan lebih mudah atau tidak perlu lagi?”.
Efek Domino
Satu Hal yang kamu tentukan saat ini akan berdampak ke masa depanmu. Buku tersebut menjelaskan efek domino. Domino yang awalnya hanya satu. Namun lama kelamaan mampu menjatuhnya yang besar. Kesuksesan dibangun secara berurutan. Semua dikerjakan satu demi satu.
Cara Menentukan Prioritas
“Perencanaan mendatangkan masa depan ke masa sekarang sehingga Anda dapat mengerjakan sesuatu yang terkait dengannya saat ini” – Alan Lakein
Kamu mesti punya prioritas. Kalau gak. Kamu akan kehilangan jalur untuk produktif. Ada hal yang perlu Kamu abaikan dalam menyusun prioritas. Mungkin bisa aja Kamu merasa ada pekerjaan yang Kamu anggap penting namun nyatanya gak.
Pola yang disampaikan dalam buku ini masih berkaitan dengan efek domino tadi. Satu domino(maksudnya satu hal) bisa meruntuhkan domino lainnya.
Dimulai dari
Sasaran Pada Suatu Hari
Apa satu hal yang ingin saya kerjakan pada suatu hari?
Sasaran Lima Tahun
Berdasarkan sasaran saya pada suatu hari, apa satu hal yang dapat saya kerjakan dalam lima tahun mendatang?
Sasaran Satu Tahun
Berdasarkan sasaran lima tahun saya, apa satu hal yang dapat saya kerjakan dalam satu tahun ini?
Sasaran Bulanan
Berdasarkan sasaran satu tahun saya, apa satu hal yang dapat saya kerjakan dalam satu bulan ini?
Sasaran Mingguan
Berdasarkan sasaran satu bulan saya, apa satu hal yang dapat saya kerjakan dalam satu minggu ini?
Sasaran Harian
Berdasarkan sasaran mingguan, apa satu hal yang dapat saya kerjakan dalam satu minggu ini?
Saat ini juga
Berdasarkan sasaran harian saya, apa satu hal yang dapat saya kerjakan saat ini juga?
Kebayang ya? Bagaimana Kamu bisa menyusun sebuah prioritas dengan detail. Karena makin jauh suatu imbalan di masa mendatang, makin kecil motivasi untuk langsung mengambilnya. Begitu.
Lebih tepatnya membreakdown(menurunkan) plan kita sampai detail. Dengan begitu kita tidak kebingungan ketika sudah selesai mengerjakan prioritas harian. Kita selalu punya acuan.
Time Blocking
Setelah Kamu tau apa yang mesti Kamu kerjakan dan prioritaskan maka penting mengetahui cara untuk mengekskusinya. Buku ini mengajarkan untuk melakukan time blocking.
Dalam hal ini terbagi menjadi dua waktu seperti yang disampaikan Paul Graham dalam Esai-nya tahun 2009 yakni “Maker’s Schedule, Manager’s Schedule”. Kurang lebih blok waktu untuk Anda untuk mencipta dan manaje (mengedit).
Disarankan Maker’s Schedule ini dalam rentan waktu 4 jam. Dari jam 8 hingga 12. Katakanlah waktu untuk menulis. Maka jam 13 sampai 17. Gunakan untuk mengedit. Dan malam hari kita bisa membaca buku untuk kita bisa tulis di pagi hari.
Kesimpulan
Seberapa banyak pekerjaan yang kita selesaikan dan kerya yang kita hasilkan. Tergantung kita memandang produktivitas itu sendiri, kalau emang cukup penting. Kita akan berupaya semaksimal mungkin untuk meraih produktivitas.
Namun bila kurang penting, mungkin kita lebih banyak berleha leha. Dan cepat atau lambat. Kita akan menyadari kalau produktif itu penting.
Aku akan mengakhiri tulisan ini dengan kutipan yang inspiring. Mudah mudahan bisa jadi sebab Kamu tergerak untuk mempraktikkan ini.
“bagaimana kita membentuk pertanyaan pertanyaan yang kita ajukan kepada diri sendiri menentukan jawaban jawaban yang akhirnya menjadi kehidupan kita.”
Kendalikan fokus dengan bertanya. Sering seringlah bertanya sesuai apa yang hendak kita bentuk dalam kehidupan ini.
Woke. See you the next post![]
Kenal lebih dekat dengan penulis blog ini.