Tak ada yang perlu dikeluhkesahkan.

T

Hari sabtu yang lalu, hari dimana aku bersama kakaku dan ibuku berlibur. Kami jalan jalan ke salah satu mall di kawasan bintaro. Ya, hiburan sederhana, bukan ingin berhura hura atau apa pun. Namun ditempat yang tidak sederhana itu, ada tempat yang sederhana untuk ku dan kami semua. Ya, apa lagi kalau bukan toko buku.

Sebuah tempat yang sederhana, memberikan kenyamanan bagi pengunjungnya. Merasakan nuansa yang membuat kita enggan untuk pulang. Ibuku dan kakaku berkeliling untuk mencari keperluan ibuku. Namun aku menunggu mereka di toko buku tersebut. Hari sampai sore. Akhirnya kita pulang. Dengan perasaan gembira, senang, dan puas. Kami merasa bersyukur karena momen ini sudah lama tak terulang. Ke tempat yang sama, keadaan yang sama, kami baru bisa mengulanginya hari ini.

Hari minggunya, ketika aku bangun tidur aku merasa diriku tak enak badan, entahlah atau karena kelelahan atau karena badan memang sedang tidak fit pagi itu. Tapi aku tetap memutuskan untuk olahraga. Setelah olahraga, aku menyempatkan sarapan bubur ayam. Yang aku rasa pas dengan kantong dan perut, hehe.

Tiba tiba aku kepikiran seorang perempuan yang sederhana, yang membuatku nyaman akan kehadirannya. Memberikan kebahagiaan yang sederhana, seakan diriku hayut dalam keadaan. Sampai di rumah, aku langsung mengontek perempuan ini.

Aku mengajaknya untuk ketemuan. Ah, Senangnya diriku, bisa bertemu perempuan yang sederhana ini. Gumam hatiku. Aku berangkat menggunakan transportasi kereta listrik atau KRL. Dengan santai aku menikmati setiap perjalanan.

Akhirnya kamu bertemu di salah satu tempat wisata yang terkenal di jakarta. Pastinya kalian tahu dong. Hehe. Hampir seharian kami mengobrol, bertukar pikiran, bertukar rasa *eh. Hari pun mulai sore. Kami memutuskan untuk pulang.

Singkat cerita, aku pulang sampai rumah sekitar magrib, karena keterlambatan kereta. Tapi tak apalah, yang terpenting sampai tempat tujuan.

Senangnya hari sabtu dan minggu. Bisa weekend bersama orang yang terkasih.

Hmm, lalu hal apa yang akan disampaikan tentang keluh kesah.

Ya benar sekali, aku dari hari sabtu sampai sekarang, sistem kekebalanku menurun. Hari sabtu itu pilek, minggu tenggorokanku sakit ketika menelan suatu makanan, sampai hari senin aku sariawan di bagian gigi geraham. Bahkan untuk makan saja pun aku harus perlahan lahan membukanya. Karena lumayan pedih. Dan badanku agak meriang. Namun aku bersyukur atas rasa tidak sehat ini yang diberikan kepadaku. Aku bisa lebih sadar akan kondisiku. Aku lebih mencintai diri ini. Mungkin karena makanan tak bisa banyak masuk ke mulut, dikarena membukanya terlalu kecil. Aku makan lebih nikmat dan lebih fokus. Lebih bisa merasa setiap kunyahan makanan. Pokoknya nikmat deh. Dan ketika badan agak meriang, aku bisa benar benar merasakan sensasi air menyentuh kulitku ketika mengambil air wudhu. Lebih #SadarPenuhHadirUtuh.

Coba kalau seandainya kita ubah sudut pandang kita. Gara gara liburan, aku jadi sakit, jadi makannya tidak nikmat, pilek semakin pilek, plus badan agak meriang, huh. Nyesel liburan kalau gini akhirnya.
Kira kira kita tergolong yang mana ya? Padahal kejadiannya sama, kondisinya sama, tapi Perasaan bahagia atau menderita relatif berbeda. Iya kan?
Ah semoga kita selalu bisa memiliki sudut pandang yang positif.

Selamat menjalankan aktivitas. []

About the author

Dwi Andika Pratama

Founder ImpactfulWriting.com | Professional Impactful Writer | Mentor at CertifiedImpactfulWriter.com

Add comment

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Penulis Blog Ini

Dwi Andika Pratama sapaan akrabnya Kadika. blogger sejak 2012. Menjuarai lebih dari 10x Kompetisi Blog. Penikmat Buku Pengembangan Diri dan Marketing. selengkapnya…

Paling Dicari

Kategori

Part of BloggerHub.id

I’M Certified Impactful Writer

I'M Certified Impactful Writer Certified Impactful Writer
error: Content is protected!

Eksplorasi konten lain dari Dwi Andika Pratama

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca