“Kita nggak pernah tau pandemi berakhir sampai kapan. Yang bisa kita lakukan bertanggungjawab 100% agar terus menghasilkan”
Apakah kamu sedang mencari cara agar tetap menghasilkan, walau sedang dilanda cobaan seperti pandemi sekarang ini?
Kalau “Iya”, tulisan ini spesial buat kamu yang sedang berjuang mencari penghidupan (nafkah). Tenang, kamu nggak sendiri, kita sedang sama-sama berjuang.
Semua akan mudah, kalau kamu memahaminya secara utuh. Ya, untuk bisa menghasilkan dari rumah, kamu mesti memiliki skill pendukung yang mesti kamu pelajari.
Mulai dari:
- Content writing: bagaimana menulis konten yang berkualitas.
- Copywriting: bagaimana membuat orang lain yakin dengan penawaran kita.
- Digital Marketing: bagaimana kita bisa menjangkau banyak orang, melalui iklan yang kita buat.
- Design: bagaimana membantu orang lain menyampaikan pesan melalui visual.
- Web Design: bagaimana membuat website yang profesional dan menjual.
- Dan masih banyak lagi skill lainnya, seperti programming hingga video motion graphic.
Menariknya semua itu bisa kamu pelajari dan kuasai, nggak ada kata terlambat untuk memulainya.
Di atas, sedikit gambaran skill pendukung agar bisa bekerja dari rumah. Baik terikat sebagai karyawan di perusahaan atau menjual jasa dari skill itu sendiri.
Tapi…
Saya nggak akan bahas itu. Karena udah banyak web yang menyediakan kursus tersebut.
Sebentar lagi, kamu bakalan tau dan memahami seperti apa konsep Writerpreneur. Mungkin kamu berkata dalam hati “ah, rasanya enak juga, menghasilkan dari tulisan”.
Kalau saya boleh jawab, “oh tentu bisa banget, udah saatnya mengubah hobi (menulis) menjadi profesi.”
Sejak awal kuliah, saya terbiasa bekerja di rumah, mulai mengerjakan web design hingga pesanan bikin konten.
Kamu nggak perlu lama-lama menghasilkan seperti saya, kamu hanya perlu memahami apa yang akan saya sampaikan dalam blog post kali ini.
Karena kita akan membahas keahlian yang spesifik, yakni writing.
Bagaimana keahlian ini bisa membantu kamu menjemput rezeki ditengah pandemi. Woke? Siap menyimak sampe habis?
Mudah-mudahan dengan mengetahui dari blog post ini, kamu semakin terpacu dan semangat untuk menghasilkan dari tulisan. Karena walau minim pengalaman kamu tetap bisa menghasilkan.
Saya penasaran setelah membaca postingan ini hingga selesai, apakah kamu akan tergerak menjadi writerpreneur.
Lanjut ya?
Menghasilkan dari Tulisan vs Menulis Semata-Mata karena Uang
Menulis sebagai Profesi artinya menjadikan menulis sebagai aktivitas sehari-hari dan sarana menjemput rezeki.
Kalau kamu memutuskan untuk menjadi Penulis Profesional. Maka, mau nggak mau, kamu mesti belajar menghasilkan dari tulisan.
“lho, berarti kita menulis karena uang?”
“tentu Iya! Siapa yang larang?”
Selama tulisan kamu bagus dan membantu banyak pembaca, kenapa ngga? Yang namanya profesi, kamu mesti berpikir kehidupan jangka panjang.
“tapi, apa bedanya menghasilkan dari tulisan dengan menulis semata-mata karena uang?”
Pertanyaannya yang cerdas sekali.
Perbedannya adalah bagaimana cara menyajikan tulisan. Nah, coba kamu perhatikan secara baik-baik penjelasan singkatnya.
Saya mengibaratkan menulis semata-mata karena uang seperti penjual kolak musiman yang hanya berjualan di bulan ramadan. Mau rasanya enak atau nggak, manis atau nggak, bodoamat. Yang penting pulang bawa uang.
Kalau menghasilkan dari tulisan ibarat koki. Sangat memerhatikan sekali kualitas tulisan. Karena menulis yang asal-asalan (yang penting terjual) akan berdampak buruk terhadap reputasinya. Karena tulisan yang berkualitas dan enak dibaca akan mendatangkan pembaca yang loyal (beli lagi, lagi, dan lagi).
Bisa kamu bayangkan? Yang pertama bodoamat terhadap kualitas dan kemasan. Yang kedua sebaliknya, sangat memerhatikan kualitas tulisan dan enak dibaca.
Karena seperti kata Tony Hsieh, founder Zappos “bisnis dibangun di atas pelanggan tetap”. Selain kita berpikir bagaimana mendapatkan pembeli baru, juga menjaga yang sudah ada.
Sekali lagi, menghasilkan dari tulisan adalah keharusan kalau kamu menjadikan profesi Penulis sebagai sumber penghidupan. Woke?
Fokus Memasarkan
Inti pemasaran (marketing) adalah bagaimana produk atau jasa kita bisa dijangkau market (pembaca) seluas-luasnya.
Udah era digital, masa masih mau pake cara konvesional? Nggak perlu takut dicap “ah, kok jualan karya sendiri sih?”. Ya, emang kenapa?
Banyak Penulis yang royalitnya tertunda karena pandemi, kita mesti ambil tindakan agar terus mendapatkan penghasilan.
Marketing berkaitan erat dengan copywriting. Tujuannya untuk menarik perhatian dan meyakinkan calon pembaca untuk mengetahui apa yang sedang kamu tawarkan.
Kalau Penulis terlalu mengandalkan penerbit major atau distributor. Yah nggak bisa kalau gini terus. Jadi, kamu mesti berperan aktif memasarkan karyamu.
Selanjutnya, mungkin kamu akan makin tertarik untuk menghasilkan dari tulisan. Siap?
Apa itu Writerpreneur?
Writerpreneur adalah gabungan antara kata Writer dan Entrepreneur. Bukan tanpa alasan menggabungkan kedua kata itu. Ya, Writer itu Profesinya, Entrepreneur itu Mentalnya.
Dimana keahlian menulis kamu menjadi terakselerasi, ketika memakai prinsip entrepreneur: fokus ke market (pembaca) atau membuat tulisan yang sedang dibutuhkan oleh banyak Pembaca.
Intinya, arti writerpreneur adalah penulis yang berbisnis, dia yang nulis, dia juga yang jual. Karena masa pandemi seperti sekarang ini, kita mesti menjemput bola.
Kita nggak bisa berdiam diri dan berharap menghasilkan banyak penjualan. Nggak bisa. Kamu mesti memiliki mental layaknya pengusaha.
Selama kamu punya keahlian menulis dan berkeinginan menghasilkan dari tulisan. Kamu layak menyandang identitas Writerpreneur.
“gimana kalau nggak punya keahlian menulis kak?”
Ah, mudah saja, karena kita nggak tau pandemi berakhir sampai kapan. Kamu bisa mulai mempelajari dari sekarang, nggak ada kata terlambat.
Siap?
Apa yang Writerpreneur Lakukan?
Selain membuat tulisan yang dibutuhkan pembaca, writerpreneur membuat halaman penjualan, hingga mendesain promosi.
Lebih dari sekadar bisa menulis, juga mampu memasarkan tulisan hingga menghasilkan penjualan. Sejujurnya nggak mudah, tapi bisa. Karena saya mengawali ini di tahun 2015.
Saya merilis buku Bukan Sekadar Gaul yang saya terbitkan secara indie dengan sistem POD (print on demand), saya akan cetak bila ada yang membeli buku itu.
Setelah menulis, mesti bisa layouting. Semakin ke sini, semakin mudah kok. Bisa menggunakan Word atau Powerpoint pun bisa.
Namun yang paling penting adalah membuat halaman penjualan seperti Ebook yang saya jual, karena halaman penjualan atau para internet marketer menyebutnya sales page.
Seperti kata Joe Vitale dalam Hypnotic Writing “Sales page yang bagus akan mempersiapkan pembaca sebelum ia melihat harganya, dan kemudian memberitahukan secara lembut dan meyakinkan.
Itulah sebabnya Anda membutuhkan sales page, yang berfungsi sebagai pembujuk. Tanpa sales page artinya tidak ada penjualan.”
Ibarat SPB (sales promotion girl) yang bekerja selama 24 Jam dalam sehari dan 7 hari dalam seminggu. Bayangkan sales page berisikan penawaran dan informasi detail untuk meyakinkan calon pembaca untuk membeli karyamu.
Sejujurnya di awal-awal agak berat, karena belom terbiasa bikin sales page hingga mendesainnya.
Tapi, mau sampe kapan bergantung ke pihak kedua? Katakanlah di sini penerbit. Kalau kondisinya pandemi begini, mau nggak mau, kita dipacu untuk bisa mandiri dalam hal menjual karya.
Semuanya akan terasa sulit dan berat kalau nggak pernah dimulai, tapi semuanya akan ringan dan melegakan ketika kita menghasilkan. Beneran deh!
Berikutnya, kamu semakin penasaran untuk segera menguasai keahlian yang dibutuhkan Writerpreneur. Tertarik? ^_^
Keahlian yang Dibutuhkan Writerpreneur
Untuk bisa menjadi Writerpreneur, ada skill yang mesti kamu kuasai selain keahlian menulis.
Mulai dari keahlian membuat copywriting, membuat sales page, sales letter, kemampuan mendatangkan trafik, mendesain 3D Cover, hingga mendesain promosi untuk beriklan di media sosial.
Satu fakta yang mesti kamu ketahui dan sadari, semuanya butuh proses untuk menguasainya. Tapi kalau kamu nggak mulai dari sekarang mau kapan bisanya? Sepakat ya?
Sekarang adalah waktu terbaik untuk mempelajari skill pendukung untuk menjadi Writerpreneur.
Kamu bisa belajar dari situs lain, udah banyak kok. Kamu bisa mulai mempelajari apa yang udah disebutkan di blog spot. Kalau kamu mau praktis kamu bisa ikut di writerpreneur.id, praktis dan terbukti.
Penulis? Udah Saatnya Independen!
Terlepas profesimu Penulis atau bukan, membangun kemandirian finansial itu penting banget. Dimulai dari menyiapkan infrastruktur digital.
Kalau kamu belum punya website atau blog (berbasis wordpress self-hosted), udah saatnya membuat website.
Lagi pula budget membuat website atau blog dinamis (seperti dwiandikapratama.com ini). Hanya sekitar 300rban pertahun.
Kamu bisa dapatkan penawaran terbaik dari Exabytes Indonesia, selain banyak promo juga kamu bisa dapetin Domain Murah.
Kalau kamu belum ada budget untuk beli hosting dan domain, pake blogspot juga nggak apa-apa, bertahap aja dulu.
Tapi kalau kamu mau sedikit merogoh kocek agar lebih maksimal, Hosting Terbaik Indonesia jebolan Exabytes nggak perlu diragukan lagi. Bisa dibilang Exabytes Indonesia itu senior banget, sejak 2001.
Menariknya Exabytes Indonesia menghadirkan Hosting WordPress Terbaik spesial untuk kamu yang ingin menyiapkan infrastruktur digital untuk kemandirian finansial.
Website atau blog yang kamu ciptakan itu sebagai sarana untuk menjemput rezeki lewat internet. Kalau udah punya blog atau website tuh enak banget, bisa jualan karya tulisan kamu sendiri, seperti di dwiandikapratama.com, cek deh menu shop. Hehe.
Bahkan kalau nggak mau repot bikin karya, kamu bisa fokus menulis dan memasarkan produk dari Exabytes Indonesia lewat Program Afiliasi Terbaik.
Apa pun bisa jadi cuan, selama kita punya kemauan. Haha. Siap?
Bagaimana Kalau Minim Pengalaman?
“Air mineral itu gratis, kalau dikemas jadinya berbayar. Informasi itu gratis, kalau dikemas penulis jadinya fantastis.” ~ Modul Mengemas Tulisan Jadi Penghasilan
“gimana kalau kasusnya aku nggak punya pengalaman untuk dibagikan, kak?”
Tenang, jangan khawatir, kamu tetap bisa menulis apa yang ingin kamu tulis dan jual (pastinya).
Di dunia ini nggak ada yang benar-benar original, karena sejujurnya inti Penulis adalah pengemasan.
“Apa itu Pengemasan, kak?”
Kamu mengemas informasi dari referensi yang kamu baca (dari buku hingga blog terpercaya) menjadi sebuah tulisan yang renyah dan enak dibaca. Tentunya dengan ciri khas kamu. Kalau bahasa anak hits-nya, Content Curation alias Kurasi Konten.
Karena yang membedakan penulis dengan penulis lainnya adalah sudut pandang, sama-sama membahas seputar self confident tapi “rasa”-nya akan berbeda ketika dibaca.
Seperti kata Tere Liye “topik tulisan bisa apa saja, tapi penulis yang baik selalu menemukan sudut pandang yang spesial.” Mantap ya?
Selama kamu punya pemikiran dan konsep, gunakan apa yang udah kamu baca dari buku dan web mendukungmu pemikiran dan konsepmu. Ingatlah ini “Menulis dari 1 referensi namanya plagiat. Bila dari 100 referensi namanya riset.”.
Namun ada satu hal yang mesti kamu perhatikan, kamu mesti melihat apa yang sedang dibutuhkan oleh pembaca. Karena kalau menulis untuk diri sendiri, lain cerita.
Menciptakan tulisan untuk pembaca, dimana karya kita bisa membantu memecahkan masalah yang mereka sedang hadapi atau menambah wawasan mereka. Bisa juga kamu menulis karena kamu ingin membacanya.
Gimana, mudah kan?
Pendukung untuk Memasarkan Karya
Untuk mendistribusikan karyamu secara meluas di digital, kamu butuh website atau blog yang berbasis wordpress (self-hosted tentunya).
Karena wordpress salah satu CMS (Content Management System) yang paling mudah dan dinamis untuk didesain. Ya, untuk mendesain halaman penjualan.
Inilah rahasia saya menjual ebook menggunakan halaman penjualan atau di kalangan internet marketer menyebutnya sales page.
Masih ingat kan apa kata Joe Vitale di atas? Ya, tanpa halaman penjualan = tidak ada penjualan. Waduh mengerikan!
Dalam sales page, mereka (calon pembeli karyamu) bisa mengetahui apa akan mereka dapatkan dari produk yang kamu tawarkan.
Sekali lagi buatlah sales page (halaman penjualan) untuk meyakinkan calon pembacamu membeli karya-karyamu. Siap?
Menentukan Nama Domain
Nama domain sepenting nama alamat rumah. Pada umumnya buat agar mudah diingat dan jadi mudah ditemukan. Baiknya sih pake nama pribadi atau nama pena yang mudah diingat.
Mungkin kamu bertanya-tanya di mana beli Domain Murah? Ya, Exabytes Indonesia aja. Kamu bisa segera beli nama lengkap atau pena kamu.
Menghasilkan 1,8 Juta Dalam Seminggu
Ini pengalaman saya dalam menjual Ebook Digital Marketing Fundamental. Bayangkan 1,8 juta itu nggak ada biaya produksi cetak.
Hanya dipotong sedikit biaya iklan, itu pun nggak sampe banyak banget kok. Seingat saya 150rb-an, karena saya beriklan di dua akun Instagram yang followersnya di atas 100K.
Salah satu faktor pembaca mau beli ebook DMF ini adalah penawaran. Karena saat itu saya menjualnya 35rb dengan bonus ecourses powerpoint animated class hingga konsultasi digital marketing.
Kenapa saya berani? Sebelumnya saya pernah bekerja di bidang digital marketing selama 3 tahun.
“yah, itu kan kaka punya pengalaman lah aku?”
Hey, nggak mesti banget punya pengalaman kok. Selama kamu yakin dengan karyamu bisa membantu, ya nggak masalah.
Kalau seandainya mereka nggak beli karyamu, bukan berarti karyamu nggak bagus, nggak. Mungkin belum ketemu aja marketnya. Karena setiap produk ada jodohnya.
Ada pun kalau kamu ingin memberikan bonus lebih, kamu bisa berikan apa yang bisa kamu berikan, yang penting relevan dengan apa yang kamu jual.
Gituuu…
“oh ya kak, itu kan penjualan sebelum pandemi, ada data selain itu nggak kak? Penasaran juga nih, seberapa potensial menjual tulisan di pandemi gini.”
Boleh, ini salah satu produk yang kami jual di internet, produknya nggak jauh dengan Digital Marketing Fundamental, cuman lebih detail dan mendalam, pastinya lebih tinggi valuenya.
Semua ada seninya, kamu pun bisa. Woke?
Jalur Pemasaran Apa yang Kamu gunakan?
Semakin ke sini, saya mulai memaksimalkan dari email marketing. Ternyata Exabytes menyediakan Solusi Email Marketing buat kamu yang ingin memaksimalkan penjualan lewat email.
Disamping itu saya juga memaksimalkan Instagram organik (update konten secara konsisten), facebook dan Instagram ads.
Semuanya butuh proses, kalau saya boleh menyarankan fokus ke satu aja dulu. Misalnya Instagram organik, yang saya lakukan ketika awal-awal membangun Impactful Writing.
Satu Sikap yang akan Mengubah Keadaan
Ada satu sikap yang akan memberikan perubahan nyata dan memberikan dampak dari keputusan yang kamu ambil untuk menjadi writerpreneur.
Yakni, Bertanggungjawab 100%, kalau kita menunggu covid-19 ini selesai, mau sampe kapan? Nggak ada kepastian, mending memastikan diri kita aja.
Mengambil tanggungjawab 100% adalah mental pengusaha. Lebih tepatnya Writerpreneur. Penulis yang berjiwa entrepreneur.
Ambil tanggungjawab sekarang juga dan lejitkan kemampuan di masa pandemi sekarang ini. Siap?
Percayakan Kepada yang Lebih Berpengalaman!
Sekarang kamu udah tau apa itu Writerpreneur.
Ya, penulis yang berbisnis. Dan mungkin kamu sekarang mulai melirik apa aja keahlian yang dibutuhkan untuk menciptakan penjualan lewat tulisan.
Nah, tulisanmu nggak bisa menjangkau tulisanmu secara luas, kalau kamu belum punya website atau blog.
Mungkin, sekarang tanpa kamu sadari, kamu mulai berpikir dan bertanya-tanya:
“tulisan apa yang dibutuhkan pembaca?”,
“nama domain apa yang akan aku beli?”,
“provider hosting mana, yang bisa aku percaya?”
Pastinya percayakan kepada yang lebih berpengalaman.
Exabytes Indonesia provider hosting terpercaya yang berdiri sejak tahun 2001, dipercaya lebih dari 100.000 pengguna di 121 Negara. WOW!
Exabytes Indonesia berharap bisa menjadi Hosting Terbaik Indonesia untuk bisa melayani lebih banyak para pebisnis online.
“lho kok pebisnis online? Tadi katanya Writerpreneur?”
Exabytes Indonesia berfokus membantu menumbuhkan (grow) para pebisnis online. Termasuk kamu, Writerpreneur.
Karena kamu pun seorang Pebisnis Online, hanya aja produk yang kamu jual adalah informasi dengan format .pdf (ebook). Hehe.
Pastikan kamu mencicipi Hosting WordPress Terbaik dari Exabytes Indonesia, agar kamu bisa segera merasakan manisnya penghasilan dari internet.
Tapi, yang paling penting adalah bagaimana karyamu bisa berdampak untuk banyak orang. Menghasilkan dari tulisan adalah dampak dari karya yang kamu ciptakan secara sungguh-sungguh.
Woke? Saya tunggu kabar baik dan karya terbaik darimu.
image credits: stories.freepik.com
Apapun pekerjaannya kemampuan menulis akan tetap mendukung karir, bukan begitu kadika?
Betul sekali Kak Latifah.
Jadi pingin punya blog lagiiiii
Ayolah bro segera bangun. Wkwk.
Keren sekali Kadika, sangat menginspirasi agar nggak mudah frustasi menghadapi situasi yang nggak pasti…
Mantap segera praktik mas Dede.
i like writer ?
Sip 🙂
saya juga baru mulai nge blog bg, saya suka menulis, tapi kadang menulis apa yang pembaca suka juga susah ya, ada tips ga bang?
silaa harapannya bisa singgah di blog saya, nandsy.com ya bg